UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LARI 60 M MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI BANJARSARI SEMESTER KECAMATAN GOMBONG KABUPATEN KEBUMEN TAHUN PELAJARAN 2018/2019
Kartini, S.Pd
ABSTRAK
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar lari 60 M melalui pendekatan pendekatan bermain.Dilatarbelakangi dengan hasil belajar siswa yang sangat rendah pada kompetensi lari 60 m. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas (classroom action research), dan dilaksanakan dua siklus,dengan tiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.Setiap pertemuan menunjukkan tahapan hasil perkembangan pendekatan bermain. Subjek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri Banjarsari Kecamatan Gombong Kabupaten Kebumen Tahun Pelajaran 2018/2019 pada semester 1 dengan jumlah siswa 24. Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui observasi, wawancara, angket dokumntasi.Teknis tes untuk mengumpulkan data hasil belajar lari 60 m, untuk mengumpulkan data tentang afektif siswa antara lain, kerjasama, kejujuran, menghargai orang lain, semangat, percaya diri dan sportivitas. Berdasarkan hasil penelitian dapat meningkatkan hasil belajar siswa lari 60 m melalui pendekatan bermain pada kognitif, afektif dan psikomotorik siswa kelas V SD Negeri Banjarsari pada kompetensi dasar mempraktikkan gerak dasar lari 60 M sederhana dengan peraturan yang dimodifikasi serta nilai kerjasama, sportivitas dan kejujuran, dimana peningkatan hasil belajar siswa diperoleh sebagai berikut, ketuntasan belajar dari 24 siswa pada pra siklus: ketuntasan belajar 32%, siklus I pertemuan 1 ketuntasan belajar 62,4%, pertemuan 2 meningkat menjadi 75%, ketuntasan belajar pada siklus II pertemuan 1 mencapai 79,1% dan pada pertemuan 2 ketuntasan belajar meningkat menjadi 100%, namun rata-rata kelas terjadi peningkatan yaitu pada siklus I Pertemuan 1 73,95, pada siklus I pertemuan 2 rata-rata kelas 76,02. Pada siklus II Pertemuan 1 rata-rata kelas 77,60 pada pertemuan 2 siklus II menjadi 84,6. Dan telah mencapai target ketuntasan minimal yaitu 85% dari jumlah siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar lari 60 M dalam pembelajaran lari 60 M melalui pendekatan bermain dapat meningkat hingga batas minimal KKM yang telah ditentukan yaitu 75. Dari kesimpulan penelitian ini bahwa melalui pendekatan bermain dapat meningkatkan hasil belajar lari 60 meter pada siswa kelas V SD Negeri Banjarsari Kecamatan Gombong Kabupaten Kebumen tahun 2018/2019.
Kata kunci:pendekatan bermain, lari 60 m , hasil belajar.
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Banyak faktor yang menyebabkan hasil belajar Penjaskesrek cabang atletik siswa rendah yaitu faktor internal dan eksternal dari siswa. Faktor internal antara lain : motivasi belajar, intelegensi, kebiasaan dan rasa percaya diri. Sedangkan faktor eksternalnya adalah faktor yang terdapat di luar siswa, seperti : guru, strategi pembelajaran, sarana dan prasarana serta lingkungan.
Dari masalah-masalah yang dikemukakan di atas, perlu dicari strategi baru dalam pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif.Pembelajaran yang mengutamakan penguasaan kompetensi harus berpusat pada siswa (student centered), memberikan pembelajaran dan pengalaman belajar yang relevan dan menarik dan mengembangkan mental yang kaya dan kuat pada siswa.
Disinilah guru dituntut untuk merancang kegiatan pembelajaran yang mampu mengembangkan kompetensi, baik dalam ranah kognitif, ranah afektif, terutama psikomotor siswa.Strategi pembelajaran yang menarik dan menyenangkan sangat diperlukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Penjaskesrek cabang atletik.
Hambatan-hambatan yang ada menjadi masalah penelitian bagaimana upaya meningkatkan pembelajaran lari 60 Meter dengan menerapkan pendekatan bermain.Sehingga tercapai suasana pembelajaran yang menyenangkan dengan harapan tujuan pembelajaran dapat tercapai.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Pengertian Belajar
Menurut Dimyati dan Mujiono (2002:7) “belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks.Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar”.
Menurut Gino, Suwarni, Suripto, Maryanto, dan Sutijan (1993:6) “belajar adalah suatu kegiatan yang dapat menghasilkan perubahan tingkah laku, baik potensial maupun aktual.Perubahan-perubahan itu berbentuk kemampuan-kemampuan baru yang dimiliki dalam waktu yang relatif lama (konstan).Serta perubahan-perubahan tersebut terjadi karena usaha sadar yang dilakukan oleh individu yang sedang belajar”
Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar (Mulyono Abdurrahman, 2003: 37).Hasil belajar merupakan sesuatu yang telah dibuat melalui belajar.
Menurut Gagne (dalam Y Padmono, 2002: 37) hasil belajar merupakan kapabilitas. Timbulnya kapabilitas disebabkan oleh stimulus yang berasal dari lingkungan dan proses kognitif yang dilakukan oleh pelajar. ” Sesuai dengan kesimpulan tentang pengertian belajar”.Hasil belajar dapat berupa perubahan tingkah laku, pengetahuan, perilaku yang relatif permanen, pribadi dan kemampuan berpikir.
Pembelajaran Lari Jarak Pendek
Lari jarak pendek adalah lari yang menempuh jarak antara 50 m sampai dengan jarak 400 m. oleh karena itu kebutuhan utama untuk lari jarak pendek adalah kecepatan.Kecepatan dalam lari jarak pendek adalah hasil kontraksi yang kuat dan cepat dari otot-otot yang dirubah menjadi gerakan halus lancar dan efisien dan sangat dibutuhkan bagi pelari untuk mendapatkan kecepatan yang tinggi.
Seorang pelari jarak pendek (sprinter) yang potensial bila dilihat dari komposisi atau susunan serabut otot persentase serabut otot cepat (fast twitch) lebih besar atau tinggi dengan kemampuan sampai 40 kali perdetik dalam vitro disbanding dengan serabut otot lambat (slow twitch) dengan kemampuan sampai 10kali perdetik dalam vitro. Oleh karena itu seorang pelari jarak pendek itu dilahirkan /bakat bukan dibuat.
Pengertian Model Pembelajaran dengan Pendekatan Bermain
Menurut (Soetoto Pontjopoetro,dkk:2007) teori-teori dalam bermain yang di kemukakan para ahli diantaranya :
a. Teori kelebihan tenaga dari Hebert Spencer,yang isinya mengatakan tenaga berlebihan yang ada pada anak itu menuntut jalan keluardan dapat disalurkan dalam permainan.lebih-lebih bagi para pemuda yang kurang mendapatkan kesempatan untuk mengeluarkan atau melayani hasrat bergeraknya,teori ini tepat sekali
b. Teori rekreasi dari Scaller dan Lazarus.Teori ini mengungkapkan bahwa bentuk bekerja dan bermaksud untuk bersenang-senang sertaistirahat.Permainan dilakukan orang setelah lelah bekerja dan bermaksud menyegarkan kembali jiwa dan raganya.
c. Teori atavisme dari Stanly Hall.Menerangkan bahwa permainan anak itu adalah ulangan dari kehidupan nenek moyangnya.Teori ini boleh dikatakansesuai dengan pendapat haeckel,yang mengatakan bahwa menurut hukum dasar biogenese tiap-tiap anak mengulangi perbuatan nenek moyangnya.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Subjek Penelitian
Subjek yang diteliti dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD
Negeri Banjarsari Tahun Pelajaran 2018/2019 yang berjumlah 24 siswa
Indikator Kinerja Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar lari jarak pendek 60 Meter melalui modifikasi alat bantu pembelajaran pada siswa kelas V SD Negeri Banjarsari. Adapun setiap tindakan upaya pencapain tujuan tersebut dirancang dalam satu unit sebagai satu siklus.Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan interpretasi, analisis dan refleksi untuk perencanaan siklus berikutnya.Penelitian ini direncanakan dalam dua siklus.
Tabel 3.3. Prediksi Pencapaian Hasil Belajar Siswa
Aspek yang diukur | Presentase target capaian | Cara mengukur | ||
Kondisi awal | Siklus I | Siklus II | ||
Sikap siswa selama mengikuti pembelajaran lari 60 Meter | 40% | 70% | 80% | Diamati selama guru memberikan materi lari 60 Meter (sesuai rubrik penilaian di RPP) |
Pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap materi lari 60 Meter | 60% | 80% | 100% | Melalui tes kemampuan kognitif sesuai pedoman penilaian di RPP |
Siswa yang sudah mampu melakukan teknik dasar lari 60 Meter dengan menggunakan modifikasi alat bantu pembelajaran | 13% | 35% | 80% | Diamati selama pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi penelitian dan tes kemampuan lari 60 Meter sesuai pedoman di RPP |
Ketuntasan hasil belajar (hasil dari tes kemampuan teknik dasar lari 60 Meter) | 18% | 40% | 85% | Diukur melalui ketuntasan belajar siswa pada materi lari 60 Meter melalui penjumlahan (aspek afektif, kognitif, psikomotor) sesuai dengan KKM sekolah: 75 |
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A HASIL BELAJAR
Data Hasil Belajar Siswa Lari 60 Meter Kelas V Pada Siklus I adalah sbb:
- Anak yang memperoleh nilai dalam rentang nilai 50-59 ada 1 anak
- Anak yang memperoleh nilai dalam rentang nilai 60-69 ada 5 anak
- Anak yang memperoleh nilai dalam rentang nilai 70-79 ada 9 anak
- Anak yang memperoleh nilai dalam rentang nilai 80-89 ada 9 anak
- Anak yang memperoleh nilai dalam rentang nilai 90-100 ada – anak
Data Hasil Belajar Siswa Lari 60 Meter Kelas V Pada Siklus II adalah sbb:
- Anak yang memperoleh nilai dalam rentang nilai 50-59 ada – anak
- Anak yang memperoleh nilai dalam rentang nilai 60-69 ada – anak
- Anak yang memperoleh nilai dalam rentang nilai 70-79 ada 3 anak
- Anak yang memperoleh nilai dalam rentang nilai 80-89 ada 18 anak
- Anak yang memperoleh nilai dalam rentang nilai 90-100 ada 3 anak
B PEMBAHASAN
Secara umum pelaksanaan tindakan perbaikan pembelajaran pada siklus II dapat dikatakan berhasil dengan melihat peningkatan hasil belajar siswa dalam melakukan lari 60 Meter.Secara keseluruhan pelaksanaan pembelajaran dapat dikatakan sudah sesuai dengan indikator yang telah disusun, dan skenario pembelajaran yang telah ditentukan sudah dapat dilaksanakan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil 100% dari 24 siswa sudah tuntas. Dengan demikian perbaikan pembelajaran lari 60 M dengan menggunakan balon start, bilah bambu, kotak kardus, dan pita dapat meningkatkan hasil belajar siswa sesuai rencana yang ditargetkan yaitu dengan ketuntasan belajar di atas 85%.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dan gambar grafik dibawah ini:
Tabel 1. Data Hasil Belajar Siswa Lari 60 Meter Kelas V Siklus I
Rentang Nilai | Keterangan | Kriteria | Jumlah Anak | Prosentase |
90 – 100 | Baik sekali | Tuntas | – | – |
80 – 89 | Baik | Tuntas | 9 | 37,5% |
70 – 79 | Cukup | Tuntas | 9 | 37,5% |
60 – 69 | Kurang | Tidak tuntas | 5 | 20,8% |
< 60 | Kurang sekali | Tidak tuntas | 1 | 4,1% |
Jumlah yang tuntas | 18 | 75% |
Gambar 1. Hasil Evaluasi Pembelajaran Siklus I
Tabel 2. Data Hasil Belajar Siswa Lari 60 Meter Kelas V Siklus II
Rentang Nilai | Keterangan | Kriteria | Jumlah Anak | Prosentase |
90 – 100 | Baik sekali | Tuntas | 3 | 12,5% |
80 – 89 | Baik | Tuntas | 18 | 75% |
70 – 79 | Cukup | Tuntas | 3 | 12,5% |
60 – 69 | Kurang | Tidak tuntas | 0 | 0% |
< 60 | Kurang sekali | Tidak tuntas | 0 | 0% |
Jumlah siswa yang tuntas | 25 | 100% |
Gambar 7. Hasil Evaluasi Pembelajaran Siklus II
BAB V PENUTUP SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
Simpulan
Melihat uraian dari Bab I sampai dengan Bab II serta hasil penelitian pada Bab IV, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
Berdasarkan pelaksanaan penelitian yang dilakukan pada peningkatan hasil belajar start jongkok, lari dan masuk finish melalui pendekatan bermain, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
- Berdasarkan hasil penelitian dapat meningkatkan hasil belajar siswa lari 60 m melalui pendekatan bermain pada kognitif, afektif dan psikomotorik siswa kelas V SD Negeri Banjarsari pada kompetensi dasar mempraktikkan gerak dasar lari 60 M sederhana dengan peraturan yang dimodifikasi serta nilai kerjasama, sportivitas dan kejujuran, dimana peningkatan hasil belajar siswa diperoleh sebagai berikut, ketuntasan belajar dari 25 siklus I pertemuan 1 ketuntasan belajar 62,4%, pertemuan 2 meningkat menjadi 75%, ketuntasan belajar pada siklus II pertemuan 1 mencapai 80% dan pada pertemuan 2 ketuntasan belajar meningkat menjadi 100%, namun rata-rata kelas terjadi peningkatan dari siklus 1 yaitu dari 77,60 menjadi 84,7 dan telah mencapai target ketuntasan minimal yaitu 85% dari jumlah siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar lari 60 M dalam pembelajaran lari 60 M melalui pendekatan bermain dapat meningkat hingga batas minimal KKM yang telah ditentukan yaitu 75.
- Langkah-langkah pendekatan bermain dalam meningkatkan hasil belajar lari 60 Meter pada siswa kelas V SD Negeri Banjarsari Semester 1 Kecamatan Banjarsari, Kabupaten Kebumen Tahun Pelajaran 2018/2019 yaitu:
a. Menentukan topik permainan yang berhubungan dengan materi pembelajaran.
b. Menentukan anggota pemain dan apabila diperlukan memisahkan antara laki-laki dan perempuan.
c. Pada setiap pelaksanaanya diupayakan mulai dari awal kegiatan kita ciptakan suasana yang menarik,kita kehilangan kesan bahwa aktivitas jasmani merupakan kegiatan yang membuat lelah.
d. Kita beri kesempatan pada siswa mulai dari awal pemanasan dengan beraktifitas jasamani sambil bersendau gurau,bernyanyi,biarakan sambil berteriak,yang pasti mereka harus beraktifitas baik secara berpasangan ataupun berkelompok.
e. Setelah mereka melakukan pemanasan sambil membuat lingkaran atau dengan cara berkumpul yang menarik,kita beri penjelasan tentang kegiatan inti dengan pendekatan bermain.
Implikasi
Hasil penelitian yang diperoleh ini mempunyai implikasi bagi perkembangan pengajaran pendidikan jasmani di sekolah-sekolah pada umumnya dan khususnya di SD Negeri Banjarsari Kecamatan Gombong Kabupaten Kebumen. Guru pendidikan jasmani dapat menetapkan pembelajaran start jongkok, lari dan masuk finish melalui pendekatan bermain, pendekatan ini juga dapat digunakan untuk pembelajaran pada kompetensi lari 60 M, lari jarak pendek dan pada materi pembelajaran yang lain, sebagai variasi dari pembelajaran dan daya tarik terhadap materi, sehingga siswa tidak jenuh atau malas dengan pembelajaran lari 60 M dengan pendekatan bermain.
Saran-saran
Berdasarkan hasil simpulan ada beberapa hal yang sebaiknya diterapkan oleh guru pendidikan jasmani dalam meningkatkan kualitas mengajarnya, khususnya bidang pengembangan lari 60 M. Adapun saran-saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut :
- Dalam penyampaian pembelajaran khususnya peningkatan pola start jongkok, lari dan masuk finish terhadap siswa sebaiknya dilakukan melalui pendekatan bermain dengan alat bantu yang dimodifikasi yang menarik agar anak lebih tertarik untuk belajar dan mengikuti proses pembelajaran.
- Guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran sebaiknya memberikan yang sesuai dengan tingkat kemampuan anak dan bentuknya sederhana dan menyenangkan.
- Apabila anak masih merasa kesulitan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran sebaiknya guru menginovasi model pembelajaran yang lebih efektif, inovatif dan menyenangkan.
DAFTAR PUSTAKA
Abbot, Patrick L. 2012. Natural Disaster (8thEdition). New York. McGraw-Hill
Agus Kristiyanto. 2010. Penelitian Tindakan Kelas dalam Pendidikan Jasmani dan Olahraga.Pujodadi: Sebelas Maret University Press.
Brown, A. Stanley, (2000), “ Customer Relation ship management: Strategic Imperative in the World of e-Busines, John Wiley and Sons, Canada Limited
Budiningsih, Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Wingkel.1999.Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: Gramedia Pustaka.
Gino,dkk.1993.Tentang Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.
Hebert Spencer , Lyle, 1993. Competence At Work. Canada: John Wiley & Sons, Inc
Herman Subarja.2007.Pendekatan Bermain.Bandung: Remaja Rosdakarya.
Tim Penyusun KBBI, 2008 Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. 2008. Jakarta: Balai Pustaka
Lexy J. Moleong.2002.Analisis Data Kualitatif.Bandung: PT.Remaja Rosda.
Mulyasa. 2009. Menjadi Guru Profesional (Menciptakan Pembelajaran Kreatif
dan Menyenangkan). Bandung Rosda. Cetakan kesembilan
Mulyono Abdurrahman, 2003 Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Biodata Penulis
Nama : Kartini, S.Pd
NIP : 196604211987022002
Unit Kerja : SD Negeri Banjarsari Kecamatan Gombong