Nama : Siti Kibtiyah, S.Pd.SD.
NIP : 19650508 198608 2 003
Unit Kerja : SD Negeri 1 Petanahan
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
TEMA KEBERSAMAAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA KELAS II SDN 1 PETANAHAN
TAHUN AJARAN 2018/2019
ABSTRAK
Model pembelajaran konvensional lebih bersifat teacher centered, sehingga peserta didik cenderung pasif dalam menggali informasi pembelajaran. Hal tersebut mengakibatkan pembelajaran kurang bermakna sehingga hasil belajar kurang optimal. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas II SD Negeri 1 Petanahan dalam muatan Matematika Tema 7 Kebersamaan melalui penerapan model Problem Based Learning. Model ini bertujuan untuk memotivasi peserta didik untuk berperan aktif dalam menggali konsep yang sedang dipelajari. Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Penelitian ini melibatkan seluruh siswa kelas II SDN 1 Petanahan yang berjumlah 20 anak. Pengumpulan data menggunakan teknik tes, observasi, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan peningkatan aktivitas belajar dari siklus I skor rata-rata aktivitas peserta didik adalah 13,95 dengan kriteria cukup, pada siklus II menjadi 20,05 dengan kriteria baik. Peningkatan juga terjadi pada hasil belajar peserta didik dari rata-rata siklus I 76 menjadi 85 pada siklus II. Jumlah peserta didik tuntas KKM pada siklus I sebanyak 14 peserta didik (70%) dan 6 peserta didik (30%) belum tuntas KKM. Pada siklus II terjadi peningkatan menjadi 18 peserta didik (90%) tuntas KKM dan 2 peserta didik (10%) belum tuntas KKM. Hasil penelitian menunjukkan penerapan model Problem Based Learning dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik.
Kata Kunci: Model Problem Based Learning, aktivitas peserta didik, hasil belajar Matematika
PENDAHULUAN
Salah satu muatan pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar yaitu matematika. Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan berargumentasi, memberikan kontribusi dalam penyelesaian masalah sehari-hari dan dalam dunia kerja, serta memberikan dukungan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Susanto, 2013: 185). Mata pelajaran matematika perlu diajarkan kepada siswa sejak dini dengan tujuan membekali siswa dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif, serta kemampuan bekerja sama.
Namun kenyataan di lapangan mengenai kualitas pembelajaran menunjukkan bahwa masih banyak permasalahan dalam pelaksanaan pembelajaran, termasuk dalam pembelajaran matematika. Berdasarkan temuan Depdiknas (2007: 27), proses pembelajaran matematika kebanyakan masih menunjukkan hasil yang kurang memuaskan. Pembelajaran yang digunakan masih konvensional dengan metode ceramah dan berdasarkan materi pada buku pegangan. Pembelajaran matematika juga belum disertai dengan media dan alat peraga. Hal tersebut berdampak negatif terhadap daya serap siswa yang rendah.
Pembelajaran di SDN 1 Petanahan memiliki permasalahan- permasalahan, termasuk dalam pembelajaran matematika kelas II. Pembelajaran matematika masih kurang optimal khususnya untuk materi operasi hitung pecahan. Kegiatan pada proses pembelajaran lebih didominasi oleh guru. Selama pembelajaran, siswa hanya mendengarkan penjelasan guru. Siswa kurang terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang bertujuan penemuan konsep dan menyelesaikan masalah. Pertanyaan-pertanyaan terbuka jarang diberikan oleh guru. Pertanyaan-pertanyaan hanya diberikan di akhir pembelajaran. Akibatnya kesempatan siswa untuk berpikir secara individu kurang. Partisipasi siswa selama pembelajaran berlangsung juga kurang. Pembelajaran yang terpusat pada guru juga mengakibatkan siswa kurang terlatih untuk mengeluarkan ide maupun pendapat.
Hal tersebut didukung dengan data dokumen nilai penilaian harian pada materi operasi hitung pecahan. Hasil belajar (domain kognitif) siswa pada materi penjumlahan dan pengurangan pecahan menunjukkan bahwa 11 siswa mendapatkan nilai di bawah kriteria ketunasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan yaitu 70. Persentase ketuntasan hanya mencapai 43%.
Untuk menyelesaikan masalah dalam pembelajaran tersebut maka dilakukan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan pembelajaran yang lebih inovatif sehingga keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa (domain kognitif) mengalami peningkatan. Penelitian dilakukan dengan mengunakan model Problem Based Learning. Problem Based Learning merupakan model pembelajaran dengan karakteristik utamanya adalah adanya permasalahan nyata sebagai konteks untuk peserta didik berpikir kritis dan mengembangkan keterampilan memecahkan masalah untuk memperoleh pengetahuan (Taufiq, 2013:32).
Dengan mempertimbangkan keadaan di SDN 1 Petanahan, model Problem Based Learning, media manipulatif, serta pendekatan tematik maka dilakukanlah tindakan perbaikan terhadap keterampilan guru, aktivitas siswa sehingga hasil belajar siswa (domain kognitif) dalam pembelajaran operasi pecahan mengalami peningkatan. Tindakan perbaikan dalam penelitian ini berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Tema Kebersamaan Muatan Matematika melalui Model Problem Based Learning Peserta Didik Kelas II SDN 1 Petanahan”.
KAJIAN PUSTAKA
Pengertian Belajar
Menurut Hamdani (2011:17) belajar dilakukan manusia sepanjang hidupnya, dimana saja dan kapan saja. Belajar terjadi ketika terdapat interaksi antara individu dengan lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun sosial. Belajar merupakan proses aktif siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan dengan cara membuat “link” antara pengetahuan yang telah dimiliki dengan pengetahuan yang sedang dipelajari melalui interaksi dengan yang lain (Lapono, 2008 : 25).
Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Istilah pembelajaran diidentikkan dengan “mengajar” yang diartikan aktivitas kompleks yang dilakukan oleh guru untuk menciptakan lingkungan agar peserta didik mau melakukan proses belajar. Aktivitas kompleks ini meliputi penyampaian pengetahuan secara lisan dan tertulis, menciptakan kondisi yang kondusif, membimbing, memotivasi, dan melakukan penilaian terhadap hasil belajar peserta didik (Susanto 2013 : 26-27).
Keterampilan Guru
Keterampilan guru berpengaruh terhadap kualitas suatu pembelajaran. Guru yang terampil dapat memfasilitasi siswa agar mendapat hasil belajar yang optimal. Keterampilan guru meliputi keterampilan membuka dan menutup pelajaran, Keterampilan Menjelaskan, Keterampilan Bertanya, Keterampilan Memberikan Penguatan, Keterampilan Menggunakan Variasi, Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil, Keterampilan Mengelola Kelas, Keterampilan Mengajar Individual atau Perseorangan.
Aktivitas Belajar
Aktivitas belajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam rangka mencapai tujuan belajar (Ratini, 2011:63). Aktivitas ini meliputi kegiatan bertanya, menanggapi atau menjawab pertanyaan, diskusi, latihan soal, dan memperhatikan. Aktivitas setiap siswa memiliki kekhasan, oleh karena itu dalam pembelajaran terdapat aktivitas siswa yang berbeda-beda sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan belajar masing-masing untuk mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan.
Hasil Belajar
Menurut Susanto (2013 : 5) hasil belajar merupakan perubahan- perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek pengetahuan, sikap, maupun keterampilan sebagai hasil dari kegiatan belajar. Senada dengan pendapat tersebut, Rifa’i dan Anni (2012 : 69) berpendapat bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah mengalami kegiatan belajar. Dalam pembelajaran, perubahan perilaku yang harus dicapai oleh siswa untuk mengukur kemampuan siswa di dalam mencapai tujuan pembelajaran tersebut diperlukan adanya pengamatan kinerja (performance) siswa sebelum dan setelah proses pendidikan berlangsung, serta mengamati perubahan kinerja yang telah terjadi.
Pembelajaran Matematika di SD
Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang bersifat abstrak dan memerlukan penalaran serta logika untuk mempelajari konsepnya. Secara umum, tujuan pembelajaran matematika di sekolah dasar adalah agar siswa mampu dan terampil menggunakan matematika. Selain itu, pembelajaran matematika dapat memberikan tekanan penataran nalar dalam penerapan matematika. Untuk mencapai tujuan tersebut, seorang guru sebaiknya memahami konsep, menggunakan penalaran, memecahkan masalah, mengkomunikasikan gagasan, dan memiliki sikap menghargai kegunaan Matematika dalam kehidupan.
Kerangka Berpikir
Pembelajaran Matematika
- Pembelajaran masih terpusat pada guru
- Guru belum menerapkan model pembelajaran yang menarikMatematika
- Siswa kurang antusias mengikuti pembelajaran
- Siswa kurang aktif dalam pembelajaran
- Hasil belajar masih rendah
Upaya peningkatan yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar matematika
Penerapan Pembelajaran Model Problem Based Learning (PBL)
- Pembelajaran lebih bermakna
- Siswa aktif belajar dalam kelompok
- Menumbuhkan kebersamaan dan saling menghargai antar anggota kelompok
- Siswa berani mengemukakan pendapat
- Siswa lebbih mudah memahami permasalahan dalam kehidupan nyata
- Hasil belajar siswa meningkat
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan uraian teori, penelitian yang relevan, serta kerangka berpikir, maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah dengan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning diduga dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas II SD Negeri 1 Petanahan pada Tema 7 Kebersamaan pada muatan pelajaran Matematika.
METODE PENELITIAN
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Petanahan yang beralamat di Desa Petanahan RT 03 RW 02 Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah.
Waktu Penelitian
Penelitian ini pada semester genap tahun ajaram 2018/2019.
Subjek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah guru dan peserta didik kelas II SD Negeri 1 Petanahan. Jumlah peserta didik kelas II sebanyak 20 yang terdiri dari 7 peserta didik laki-laki dan 13 peserta didik perempuan.
Prosedur Penelitian
Jenis Data dan Sumber Data
Jenis Data
Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Dalam hal ini data kuantitatif yang diperlukan adalah: jumlah guru, siswa dan karyawan, jumlah sarana dan prasarana, hasil belajar siswa dan hasil angket dan lembar observasi.
Data kualitatif meliputi gambaran umum objek penelitian yaitu keadaan guru, keadaan siswa, keadaan sarana dan prasarana, dan efektivitas pembelajaran matematika.
Sumber Data
Adapun yang menjadi sumber data primer dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas II SDN 1 Petanahan. Sedangkan sumber data sekunder berupa dokumentasi dan lembar observasi.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data Dalam penelitian ini peneliti menggunakan observasi, tes, dan dokumentasi.
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik analisis kuantitatif dan kualitatif.
Indikator Kinerja
Lebih dari 75% siswa kelas II SD Negeri 1 Petanahan mencapai ketuntasan belajar individual pada ranah pengetahuan dalam pembelajaran muatan matematika Tema 7 Kebersamaan dengan penerapan model Problem Based Learning, sebesar ≥70.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Kondisi Awal
Berikut data hasil belajar siswa dapat dinyatakan dalam tabel berikut ini:
No | Nama | Nilai | Keterangan |
---|---|---|---|
1 | KJP | 44 | Tidak Tuntas |
2 | AN | 48 | Tidak Tuntas |
3 | AK | 36 | Tidak Tuntas |
4 | AR | 72 | Tuntas |
5 | AM | 60 | Tidak Tuntas |
6 | ANA | 60 | Tidak Tuntas |
7 | CAN | 76 | Tuntas |
No | Nama | Nilai | Keterangan |
8 | FAR | 76 | Tuntas |
9 | GAR | 52 | Tidak Tuntas |
10 | IAR | 80 | Tuntas |
11 | IRP | 80 | Tuntas |
12 | IZP | 92 | Tuntas |
13 | KH | 72 | Tuntas |
14 | MRR | 56 | Tidak Tuntas |
15 | NIU | 60 | Tidak Tuntas |
16 | SSD | 84 | Tuntas |
17 | SNP | 96 | Tuntas |
18 | SR | 32 | Tidak Tuntas |
19 | KMH | 56 | Tidak Tuntas |
20 | ASM | 48 | Tidak Tuntas |
JUMLAH | 1280 |
Tabel 4.1 Data Hasil Belajar Prasiklus
Data hasil belajar klasikal siswa dapat dinyatakan dalam tabel berikut:
No. | Pencapaian | Data Pra Siklus |
1 | Nilai terendah | 32 |
2 | Nilai tertinggi | 96 |
3 | Jumlah siswa tuntas | 9 |
4 | Jumlah siswa tidak tuntas | 11 |
5 | Persentase ketuntasan | 45% |
6 | Presentase ketidaktuntasan | 55% |
7 | Rata-rata | 64.00 |
Tabel 4.2 Data Hasil Belajar Klasikal Prasiklus
Data hasil analisis menunjukkan ada 11 siswa (55%) belum mencapai KKM. Sedangkan siswa yang mengalami ketuntasan belajar hanya 9 dari 20 siswa (45%). Dengan perolehan nilai tertinggi 96 sedangkan nilai terendah 32 dan rata-rata kelas yaitu 64.
Dari hasil nilai prasiklus tersebut, maka diketahui bahwa nilai pencapaian ketuntasan hasil belajar peserta didik kelas II pada Tema 7 Kebersamaan muatan pembelajaran Matematika masih perlu ditingkatkan, sebagian besar peserta didik belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan sekolah yaitu 70. Oleh karena itu peneliti dan tim kolaborator melaksanakan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan model Problem Based Learning di kelas II SD Negeri 1 Petanahan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
Siklus I
Observasi terhadap aktivitas siswa
Berikut hasil pengamatan aktivitas siswa pada siklus I.
No | Nama | Skor | Keterangan |
---|---|---|---|
1 | KJP | 13 | C |
2 | AN | 13 | C |
3 | AK | 13 | C |
4 | AR | 16 | B |
5 | AM | 14 | B |
6 | ANA | 13 | C |
7 | CAN | 19 | B |
8 | FAR | 13 | C |
9 | GAR | 14 | B |
10 | IAR | 15 | B |
11 | IRP | 14 | B |
12 | IZP | 15 | B |
13 | KH | 12 | C |
14 | MRR | 12 | C |
15 | NIU | 12 | C |
16 | SSD | 14 | B |
17 | SNP | 17 | B |
18 | SR | 12 | C |
19 | KMH | 14 | B |
20 | ASM | 14 | B |
Rata-rata skor | 13,95 | ||
Skor tertinggi | 19 | ||
Skor terendah | 12 | ||
Kriteria | C (Cukup) |
Tabel 4.3 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I
Berdasarkan tabel 4.3, dapat disimpulkan bahwa skor tertinggi aktivitas siswa pada siklus I adalah 19 dengan kriteria baik dan skor terendah adalah 12 dengan kriteria cukup. Rata-rata skor klasikal siswa 13,95 berada dalam kategori cukup.
Observasi terhadap keterampilan guru
Berdasarkan data diketahui skor keterampilan mengajar guru adalah 138 atau (78,41%) dari skor maksimal 176, sehingga dapat dikategorikan baik.
Evaluasi Hasil Belajar Siklus I
Hasil belajar ranah pengetahuan siswa kelas II SD Negeri 1 Petanahan pada muatan Matematika Tema 7 Kebersamaan dipaparkan dalam tabel berikut ini.
No | Nama | Nilai | Keterangan |
---|---|---|---|
1 | KJP | 50 | Tidak Tuntas |
2 | AN | 60 | Tidak Tuntas |
3 | AK | 70 | Tuntas |
4 | AR | 90 | Tuntas |
5 | AM | 60 | Tidak Tuntas |
6 | ANA | 80 | Tuntas |
7 | CAN | 90 | Tuntas |
8 | FAR | 80 | Tuntas |
9 | GAR | 80 | Tuntas |
10 | IAR | 90 | Tuntas |
11 | IRP | 90 | Tuntas |
12 | IZP | 100 | Tuntas |
13 | KH | 80 | Tuntas |
14 | MRR | 80 | Tuntas |
15 | NIU | 60 | Tidak Tuntas |
16 | SSD | 100 | Tuntas |
17 | SNP | 90 | Tuntas |
18 | SR | 40 | Tidak Tuntas |
19 | KMH | 60 | Tidak Tuntas |
20 | ASM | 70 | Tuntas |
JUMLAH | 1520 |
Tabel 4.7 Data Hasil Belajar Siswa Siklus I
Data hasil belajar klasikal siswa dapat dinyatakan dalam tabel berikut:
No. | Pencapaian | Data Pra Silkus |
1 | Nilai terendah | 40 |
2 | Nilai tertinggi | 100 |
3 | Jumlah siswa tuntas | 14 |
4 | Jumlah siswa tidak tuntas | 6 |
5 | Persentase ketuntasan | 70% |
6 | Presentase ketidaktuntasan | 30% |
7 | Rata-rata | 76.00 |
.
Tabel 4.8 Data Hasil Belajar Klasikal Siklus I
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui 14 siswa (70%) dinyatakan memenuhi KKM dan 6 siswa (30%) dinyatakan belum memenuhi KKM. Nilai rata-rata kelas pada siklus I setelah pemberian tindakan berupa penerapan model Problem Based Learning dalam muatan Matematika Tema 7 Kebersamaan adalah 76.
Siklus II
Observasi terhadap Aktivitas Siswa
Hasil pengamatan aktivitas siswa pada siklus II disajikan dalam tabel berikut ini.
No | Nama | Skor | Keterangan |
---|---|---|---|
1 | KJP | 17 | B |
2 | AN | 21 | A |
3 | AK | 20 | B |
4 | AR | 20 | B |
5 | AM | 16 | B |
6 | ANA | 18 | B |
7 | CAN | 24 | A |
8 | FAR | 20 | B |
9 | GAR | 19 | B |
10 | IAR | 23 | A |
11 | IRP | 17 | B |
12 | IZP | 25 | A |
13 | KH | 17 | B |
14 | MRR | 21 | A |
15 | NIU | 19 | B |
16 | SSD | 25 | A |
17 | SNP | 23 | A |
18 | SR | 16 | B |
19 | KMH | 17 | B |
20 | ASM | 23 | A |
Rata-rata skor | 20,05 | ||
Skor tertinggi | 25 | ||
Skor terendah | 16 | ||
Kriteria | B (BAIK) |
Tabel 4.9 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II
Berdasarkan tabel 4.9 tersebut, dapat diketahui bahwa hasil observasi aktivitas belajar siswa pada siklus II menunjukkan terdapat sebanyak 7 siswa yang memiliki kriteria aktivitas belajar sangat baik dan 13 siswa memiliki kriteria aktivitas belajar baik.
Observasi terhadap Keterampilan Guru
Skor yang diperoleh | 157 |
Skor Maksimal | 176 |
Persentase | 89,20% |
Kriteria | A (Sangat Baik) |
Tabel 4.10 Hasil Observasi Keterampilan Guru
dalam Menerapkan Model Problem Based Learning di Siklus II
Berdasarkan tabel 4.10 diketahui bahwa hasil pengamatan menunjukkan perolehan skor keterampilan guru sebesar 157 atau 89,20% yang dikategorikan sangat baik.
Evaluasi Hasil Belajar Siklus II
Berikut hasil evaluasi siklus II yang seperti yang dipaparkan dalam tabel.
No | Nama | Nilai | Keterangan |
---|---|---|---|
1 | KJP | 60 | Tidak Tuntas |
2 | AN | 80 | Tuntas |
3 | AK | 90 | Tuntas |
4 | AR | 100 | Tuntas |
5 | AM | 80 | Tuntas |
6 | ANA | 80 | Tuntas |
7 | CAN | 100 | Tuntas |
8 | FAR | 80 | Tuntas |
No | Nama | Nilai | Keterangan |
9 | GAR | 80 | Tuntas |
10 | IAR | 90 | Tuntas |
11 | IRP | 100 | Tuntas |
12 | IZP | 100 | Tuntas |
13 | KH | 90 | Tuntas |
14 | MRR | 80 | Tuntas |
15 | NIU | 70 | Tuntas |
16 | SSD | 100 | Tuntas |
17 | SNP | 100 | Tuntas |
18 | SR | 50 | Tidak Tuntas |
19 | KMH | 80 | Tuntas |
20 | ASM | 90 | Tuntas |
JUMLAH | 1700 |
Tabel 4.11 Data Hasil Belajar Siswa Siklus II
No. | Pencapaian | Data Pra Silkus |
1 | Nilai terendah | 50 |
2 | Nilai tertinggi | 100 |
3 | Jumlah siswa tuntas | 18 |
4 | Jumlah siswa tidak tuntas | 2 |
5 | Persentase ketuntasan | 90% |
6 | Presentase ketidaktuntasan | 10% |
7 | Rata-rata | 85.00 |
Tabel 4.12 Data Hasil Belajar Klasikal Siklus II
Berdasarkan tabel 4.12 di atas, dapat diketahui bahwa terdapat 2 siswa (10%) yang dinyatakan belum tuntas KKM dan 18 siswa (90%) dinyatakan telah tuntas KKM. Nilai rata-rata kelas pada siklus II adalah 85.
Hasil analisis observasi terhadap aktivitas siswa, keterampilan guru, dan ketuntasan belajar pada siklus I sampai siklus II dalam pelaksanaan penggunaan Problem Based Learning dinyatakan dalam tabel berikut.
Aspek | Skor | Persentase | ||
Siklus I | Siklus II | Siklus I | Siklus II | |
Aktivitas belajar siswa | 13,95 | 20,05 | 49,20% | 71,61% |
Keterampilan guru | 138 | 157 | 78,41% | 89,20% |
Ketuntasan belajar | 14 siswa | 18 siswa | 70,00% | 90,00% |
Ketidaktuntasan belajar | 6 siswa | 2 siswa | 30,00% | 10,00% |
Tabel 4.13 Perbandingan Tindakan Antarsiklus
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
- Penerapkan model Problem Based Learning terhadap keterampilan guru menunjukkan adanya peningkatan keterampilan guru dalam mengajar. Peningkatan tersebut ditunjukkan pada siklus I didapatkan skor 138 (78,41%) dengan kriteria baik. Pada siklus II, skor keterampilan mengajar guru meningkat menjadi 157 (89,20%) dengan kategori sangat baik.
- Penerapkan model Problem Based Learning terhadap aktivitas siswa menunjukkan adanya peningkatan aktivitas positif pada siswa dalam pembelajaran. Peningkatan tersebut ditunjukkan pada siklus I skor rata-rata aktivitas siswa adalah 13,95 (49,20%) dengan kriteria cukup, pada siklus II meningkat menjadi 20,05 (71,61%) dengan kriteria baik.
- Penerapkan model Problem Based Learning terhadap hasil belajar siswa menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa ranah pengetahuan pada muatan Matematika Tema 7 Kebersamaan. Peningkatan tersebut ditunjukkan dengan rata-rata siklus I 76 menjadi 85 pada siklus II. Jumlah siswa tuntas KKM pada siklus I sebanyak 14 siswa (70%) dan 6 siswa (30%) dinyatakan belum tuntas KKM. Pada siklus II terjadi peningkatan menjadi 18 siswa (90%) tuntas KKM dan 2 siswa (10%) yang belum tuntas KKM.
SARAN
- Guru sebaiknya menerapkan variasi model pembelajaran salah satu yang dapat digunakan adalah model Problem Based Learning. Penerapan model juga disertai penggunaan berbagai media agar lebih memotivasi siswa.
- Siswa sebaiknya lebih meningkatkan kedisiplinan dalam belajar serta sikap percaya diri dalam mengungkapkan pendapat.
- Sekolah hendaknya juga memberikan media pembelajaran lainnya selain media berbasis IT untuk lebih menunjang proses pembelajaran.
BIO DATA PENULIS
DAFTAR PUSTAKA
A.Jacobden, Paul Eggen, dan Donald Kauchak.1998. Method for Teaching: Metode Pengajaran Meningkatkan Belajar Siswa TK-SMA. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.Aisyah,
Aisyah, Nyimas dkk. 2008. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Al-Tabany, Trianto Ibnu Badar. 2014. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan Kontekstual. Jakarta: Prenadamedia Group.
Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Aqib, Zainal. 2011. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB dam TK. Bandung: Yrama Widya.
Depdiknas. 2007. Standar Isi Tingkat SD/MI. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi.
Endrayanto dan Harumurti. 2014. Penilaian Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta. PT Kanisius.
Fatkur, Tiffani Rizkana. 2013. Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Problem Based Learning (PBL). Journal of Elementary Education, 2 (1), halaman : 35-44.
Hamalik, Oemar. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.
Hamdayana, Jumanta. 2014. Model dan Metode Pembelajaran Kreatif. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Hasibuan dan Moedjiono. 2010. Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Heruman. 2014. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia
Kunandar. 2014. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Siswa Berdasarkan Kurikulum 2013). Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Lapono, N, dkk. (2008). Belajar dan Pembelajaran SD. Jakarta: Dirjen Pendidikan Tinggi Depdiknas.
Liyandari, dkk. 2016. Penggunaan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Peningkatan Pembelajaran Matematika tentang Pecahan Siswa Kelas IV SD. Jurnal Kalam Cendekia, 4(1), halaman: 1-6.
Majid, Abdul. 2014. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Malinda, dkk. 2017. Problem Based Learning Berbantuan Lego Meningkatkan Pemecahan Masalah Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Refleksi Edukatika,8 (1), halaman: 67-73.
Muhibbin, Syah. 2013. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mulyasa. 2015. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Rosdakarya.
Musfiqon. 2012. Pengembangan Media Belajar Dan Sumber Belajar. Jakarta : Prestasi Pustakakarya.
Putra, Sitiatava Rizema. 2013. Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains. Yogyakarta: Diva Press.
Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Rifa’i, Ahmad dan Catharina Tri Anni. 2012. Psikologi Pendidikan. Semarang : Pusat Pengembangan MK/MKDK-LP3 Unnes.
Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran Mengambangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sagala, Syaiful. 2011. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Sanjaya, Wina. 2016. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Grup.
Sardiman. 2011. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Suprijono, Agus. 2015. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Suryabrata, Sumadi. 2012. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Prenamedia Group.
Taufiq, Amir M. 2013. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
Usman, Uzer dan Lilis Setiawati. 1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Usman, Uzer. 2013. Media Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Wardhani Igak. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.