PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG SUMBER ENERGI MELALUI METODE GUIDED DISCOVERY BAGI SISWA KELAS III SD NEGERI TLOGOWULUNG KECAMATAN ALIAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN PELAJARAN 2019/2020
Oleh : Munkisoh, S.Pd.SD.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Penggunaan metode guided discovery dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Siswa Kelas III SD Negeri Tlogowulung Tahun Pelajaran 2019/2020. Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan dalam tiga siklus. Setiap siklus ditempuh melalui empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah peserta didik kelas III SD Negeri Tlogowulung Tahun Pelajaran 2019/2020 sebanyak 23 anak. Data-data hasil penelitian dapat dikemukakan bahwa rata-rata kelas pada kondisi awal 53,04 Siklus I 60,5 Siklus II 65,2 dan Siklus III 86,1. Sedangkan peserta didik tuntas belajar, pada Pembelajaran Awal 6 anak, Siklus I 14 anak Siklus II 16 anak dan Siklus III 22 anak. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa Penggunaan metode guided discovery dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Siswa Kelas III SD Negeri Tlogowulung Tahun Pelajaran 2019/2020.
PENDAHULUAN
Peneliti merasa masih banyak hal-hal yang perlu diperbaiki untuk mencapai pembelajaran yang ideal. Selama ini penulis berpikir bahwa menerangkan (metode ceramah) dan memberi catatan materi pada siswa dapat membuat siswa paham dan jelas terhadap materi pembelajaran. Mereka tinggal mendengarkan kemudian dirumah mereka pelajari lagi. Tapi ternyata itu tidak cukup. Pada saat diterangkan siswa terlihat bosan dan kurang perhatian terhadap materi pembelajaran. Sehingga mempengaruhi terhadap pemahaman dan hasil belajar siswa. Selain itu minat belajar dan membaca siswa Kelas III SD Negeri Tlogowulung Kecamatan Alian masih sangat rendah. Jarang sekali anak yang belajar dirumah setelah diberikan materi di sekolah. Dukungan orang tua juga kurang dalam pengawasan belajar anak di rumah.
Untuk mencapai hal itu guru sebagai pendidik dan pengajar harus pandai dan kreatif dalam proses pembelajaran. Melihat perkembangan anak SD yang masih dalam taraf berfikir kongkrit, guru harus bisa membawa siswa dalam pembelajaran IPA menjadi lebih nyata, sehingga guru perlu memanfaatkan segala sesuatu yang mendukung dalam proses pembelajaran tersebut.
Berdasarkan pengalaman, pengamatan dan penelitian di lapangan menunjukkan bahwa hasil kegiatan pembelajaran mata pelajaran IPA tentang sumber energi dan kegunaannya masih sangat rendah. Hal itu berarti masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar. Pada studi awal untuk pelajaran IPA tentang sumber energi dan kegunaannya, hasil tes formatif menunjukkan, dari 23 siswa hanya 6 siswa atau 26,1% yang dapat nilai 70 ke atas, berarti ada 17 siswa yang belum tuntas atau 73,9% masih sulit menguasai materi karena banyak faktor.
Berawal dari hal tersebut, peneliti meminta bantuan observer atau teman sejawat untuk mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan dari pembelajaran yang dilaksanakan. Dari hasil diskusi terungkap beberapa masalah yang ada dalam proses pembelajaran yaitu :
- Guru kurang siap dalam menyampaikan materi karena guru tidak menyiapkan ringkasan materi yang disajikan.
- Guru tidak menggunakan metode pembelajaran yang tepat sehingga anak kurang memperhatikan.
- Keterbatasan media konkret karena guru tidak menyiapkannya terlebih dahulu.
- Hasil belajar siswa yang rendah, karena kesempatan pada siswa untuk mendapatkan pengalaman belajar sendiri.
- Siswa kurang memperhatikan pelajaran karena penyampaian materi kurang menarik.
- Rendahnya tingkat keaktifan siswa pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam saat kegiatan pembelajaran.
- Rendahnya minat belajar siswa karena tidak adanya media sebagai keaktifan siswa untuk belajar.
Oleh karena itu penulis merasa perlu diadakan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas. Adapun judul yang dipilih adalah “Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar IPA Tentang Sumber Energi Melalui Metode guided discovery Bagi Siswa Kelas III SD Negeri Tlogowulung Kecamatan Alian Kabupaten Kebumen Tahun Pelajaran 2019/2020”
II. LANDASAN TEORI
A. Pengertian Pembelajaran IPA
Udin S. Winataputra, dkk., (2008: 1.18) menjelaskan pengertian pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menginisiasi, memfasilitasi, dan meningkatkan intensitas dan kualitas belajar pada diri peserta didik sehingga kegiatan pembelajaran berkaitan erat dengan jenis hakikat, dan jenis belajar, serta hasil belajar. Pembelajaran harus menghasilkan belajar, tapi tidak semua proses belajar terjadi karena pembelajaran. Proses belajar terjadi juga dalam konteks interaksi sosial-kultural dalam lingkungan masyarakat.
Kata IPA merupakan singkatan dari “Ilmu Pengetahuan Alam” yang merupakan terjemahan dari kata-kata dalam Bahasa Inggris “Natural Science”. Natural artinya ilmiah, berhubungan dengan alam, atau yang bersangkut paut dengan alam. Science artinya ilmu pengetahuan. Kata ‘science’ sendiri berasal dari kata dalam Bahasa Latin ‘scientia’ yang berarti penulis tahu. ‘Scientia’ terdiri dari social sciences (Ilmu Pengetahuan Sosial) dan natural sciences/ Ilmu Pengetahuan Alam (Jujun Suriasumantri dikutip oleh Trianto, 2010: 136).
Dari berbagai uraian tentang definisi IPA di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains adalah ilmu yang mempelajari gejala-gejala alam seperti alam semesta keseluruhan, benda-benda yang ada di permukaan bumi, di dalam perut bumi dan di luar angkasa, baik yang dapat diamati indera maupun yang tidak dapat diamati indera yang lahir dan berkembang melalui metode ilmiah serta menuntut adanya sikap ilmiah.
B. Pengertian Aktivitas dan Hasil Belajar
Aktivitas
Aktivitas yang dilakukan oleh siswa dalam proses pembelajaran merupakan salah satu faktor penting yang sangat mempengaruhi hasil belajar siswa. Menurut Djamarah (2008: 38) aktivitas artinya kegiatan atau keaktifan. Jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik, merupakan suatu aktivitas. Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar.
Aktivitas yang diutamakan dalam pembelajaran adalah aktivitas yang dilakukan oleh siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat seorang penulis dari Jombang (dalam Asmani, 2010:211) yang menyatakan bahwa guru yang baik adalah guru yang sedikit bicara banyak diamnya. Maksud dari pernyataan tersebut adalah guru hanya sebagai fasilitator saja sedangkan siswa yang harus aktif melakukan berbagai aktivitas dalam proses pembelajaran dengan melakukan diskusi, kerja kelompok, debat, bertanya dan lempar gagasan. Kegiatan atau aktivitas siswa yangdilakukan dalam proses pembelajaran yang demikian akan mewujudkan pembelajaran aktif.
Hasil Belajar
Sudjana (1992) menyatakan hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa atau mahasiswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Dengan demikian hasil menunjukan perubahan dari sebelum menerima pengalaman belajar dengan setelah menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar menunjukan perubahan yang berupa penambahan, peningkatan, dan penyempurnaan perilaku (Padmono, 2002: 37).
Salah satu aspek penting dalam pembelajaran adalah kemampuan guru dalam memberikan motivasi. Motiv adalah daya dalam diri seseorang yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu, atau keadaan seseorang untuk melakukan sesuatu, atau keadaan seseorang atau organisme yang menyebabkan kesiapannya untuk memulai serangkaian tingkah laku atau perbuatan (Drs. Moh User Usman 1995) sehingga motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku dalam memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan
C. Pengertian Metode guided discovery
Discovery menurut Sund sebagaimana yang dikutip oleh Rostiyah adalah proses mental dimana siswa mampu mengasimilasikan sesuatu konsep atau prinsip. Yang dimaksudkan dengan proses mental tersebut antara lain ialah: mengamati, mencerna, mengerti, menggolongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan dan sebagainya. Suatu konsep misalnya: segitiga, panas, demokrasi dan sebagainya, sedangkan yang dimaksud dengan prinsip antara lain ialah: logam apabila dipanaskan akan mengembang. Pada teknik ini siswa dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami proses mental itu sendiri, guru hanya membimbing dan memberikan instruksi. Hal yang menarik dalam discovery adalah selalu dalam situasi problem solving, di mana pelajar diharapkan pada pengalaman sendiri dan pengetahuan awal mereka, untuk menemukan kebenaran atau pengetahuan baru yang harus dipelajari. Maka discovery sering disebut pembelajaran personal, internal, dan konstruktivistik. Metode discovery menurut Kaufman sebagaimana yang dikutip oleh Paul Suparno adalah bahwa apa yang dipelajari sendiri akan dimengerti lebih baik. Modelnya adalah pencarian induktif. Dalam pencarian itu siswa menemukan atau mengkonstruksi prinsip dan konsep dengan berhadapan pada contoh atau pengalaman dari prinsip itu. Pada model ini siswa berperan aktif dalam proses belajar dengan menjawab berbagai pertanyaan atau persoalan, memecahkan persoalan, untuk menemukan konsep dasar. Peran guru hanya memberikan arahan. Unsur penting dalam proses ini adalah siswa dengan menggunakan pikirannya sendiri mencoba menemukan suatu pengertian dari yang digeluti. Jadi siswa sungguh terlibat aktif. Proses discovery itu meliputi:
1) Mengamati, yaitu kegiatan mengamati gejala atau persoalan yang
diamati.
2) Menggolongkan, yaitu kegiatan mengklasifikasikan apa-apa yang
dikemukakan dalam pengamatan sehingga menjadi lebih jelas.
3) Memprediksi, yaitu kegiatan untuk memperkirakan mengapa gejala itu terjadi.
4) Mengukur, yaitu kegiatan melakukan pengukuran terhadap yang diamati untuk memperoleh data yang lebih akurat.
5) Menguraikan atau menjelaskan, yaitu kegiatan menjelaskan data
pengukuran yang diperoleh.
6) Menyimpulkan, yaitu kegiatan mengambil kesimpulan dari data yang diperoleh.
D. Sumber Energi dan Kegunaannya
Contoh sumber energi diantaranya yaitu: matahari, minyak tanah, batu baterai, angin listrik dan makanan. Setiap sumber energi memiliki kegunaan tersendiri. Misalnya matahari untuk menjemur pakaian, menjemur ikan, menjemur padi dan lain-lain. Batu baterai untuk menggerakkan jam dinding, untuk menggerakan mobil mainan.
III. METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III SD Negeri Tlogowulung yang berjumlah 23 anak. Penelitian berlangsung selama 4 bulan. Penelitian berlangsung dalam tiga siklus. Pelaksanaan setiap siklus melalui 4 tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Penelitian dilakukan dalam mata pelajaran IPA pada materi sumber energi.
B. Indikator Kinerja
Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian. Berikut adalah indikator kinerja sebagai acuan peneliti dalam meningkatkan hasil belajar siswa melalui metode guided discovery.
- Hasil evaluasi siswa menunjukkan tuntas KKM dengan 80% dari jumlah siswa.
- Sebanyak 80% siswa berperan aktif selama proses belajar mengajar berlangsung.
- Aktivitas belajar siswa meningkat lebih dari 80%
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
Hasil Belajar
Untuk Rekapitulasi Nilai Evaluasi Pembelajaran IPA tentang Sumber energi dapat dilihat pada tabel berikut
No | Nama Siswa | Studi Awal
(Nilai) |
Siklus I | Siklus II | Siklus III | |||
Nilai | MK | BMK | Ket | |||||
1 | Zidan Khoerul Umam | 20 | 20 | 40 | 40 | √ | BT | |
2 | Zidni Alazmi | 50 | 60 | 70 | 90 | √ | T | |
3 | Anik Latiful Fauzan | 50 | 60 | 80 | 90 | √ | T | |
4 | Ardian Aji | 40 | 50 | 50 | 90 | √ | T | |
5 | Ahmad Khoerul Wafa | 50 | 70 | 70 | 80 | √ | T | |
6 | Dafa Altar Alfatara | 60 | 70 | 70 | 90 | √ | T | |
7 | Fandi Fardian M | 50 | 70 | 70 | 90 | √ | T | |
8 | Feha Bangkit Hidayat | 30 | 50 | 50 | 90 | √ | T | |
9 | Fani Naila Sari | 30 | 40 | 50 | 80 | √ | T | |
10 | Firdaus Fadil M | 100 | 100 | 100 | 90 | √ | T | |
11 | Iqbal Ramadhan | 50 | 70 | 70 | 90 | √ | T | |
12 | Jeckoniar Ivanca | 20 | 20 | 30 | 100 | √ | T | |
13 | Kezya Aura Renayah | 60 | 70 | 70 | 90 | √ | T | |
14 | Muh Fardan Novi | 60 | 70 | 70 | 80 | √ | T | |
15 | Miftahurrokhman | 70 | 70 | 80 | 90 | √ | T | |
16 | Melli Sulistyawati | 80 | 80 | 70 | 80 | √ | T | |
17 | Prasetyo Aji Syah P | 80 | 80 | 50 | 90 | √ | T | |
18 | Qismah Nur Laila | 30 | 30 | 80 | 100 | √ | T | |
19 | Sarah Nafisah Alfa Al | 70 | 70 | 70 | 90 | √ | T | |
20 | Yuritna Stabita Nur A | 30 | 30 | 40 | 80 | √ | T | |
21 | Yunita Arum Sari | 60 | 70 | 70 | 90 | √ | T | |
22 | Wahyuni Lufita | 60 | 70 | 70 | 80 | √ | T | |
23 | Zahra Oktavia | 70 | 70 | 80 | 90 | √ | T | |
Jumlah | 1220 | 1390 | 1500 | 1980 | 19 | 4 | ||
Rata-rata | 53,04 | 60,5 | 65,2 | 86,1 | ||||
Tuntas | 6 | 14 | 16 | 22 |
Keterangan
MK : Mengalami kenaikan
BMK : Belum mengalami kenaikan
Dari table di atas dapat diperoleh keterangan sebagai berikut :
Berdasarkan tabel di atas dapat diperoleh keterangan sebagai berikut:
Pada studi awal nilai rata-rata 53,04, pada siklus I nilai rata-rata kelas 60,5. Setelah dilakukan perbaikan dengan mengakomodasikan kelemahan pada siklus I, nilai rata-rata kelas pada siklus II mengalami kenaikan menjadi 65,2. Dan pada siklus III nilai rata-rata kelas naik menjadi 86,1.
Pada studi awal jumlah siswa yang tuntas 6 anak, siklus I 14 anak, Siklus II 16 anak. Jumlah siswa yang telah mencapai tingkat ketuntasan belajar pada siklus III adalah 22 anak atau (95,7%).
Untuk lebih jelasnya mengenai peningkatan ketuntasan belajar siswa dan nilai rata-rata kelas pada studi awal, siklus I, siklus II, dan siklus III dapat dilihat pada gambar diagram batang
Gambar Diagram Batang ketuntasan belajar siswa dan nilai rata-rata kelas pada siklus awal, siklus I, Siklus II dan siklus III.
Aktivitas
Aktivitas Siswa Siklus I
Pada tahap pengamatan pelaksanaan siklus I diperoleh data aktivitas siswa yang mengalami kenaikan. Adapun daftar rekapitulasi hasil pengamatan aktivitas siswa yang terdiri dari keterampilan proses dan sikap ilmiah
Nilai | Aktivitas Siswa | |
Keterampilan Proses | Sikap Ilmiah | |
80 – 84 | 4 | – |
75 – 79 | 3 | 2 |
70 – 74 | 5 | 8 |
65 – 69 | 6 | 6 |
60 – 64 | 4 | 7 |
Jumlah siswa | 23 | 23 |
Jumlah | 1641 | 1566 |
Rata-rata | 71,3 | 68,1 |
Rata-rata keseluruhan | 69,7 |
Rekapitulasi nilai pada tabel di atas jika disajikan dalam diagram batang akan nampak sebagai berikut:
Gambar Diagram Batang Nilai Aktivitas Siswa pada Siklus I
Dari hasil pelaksanaan tindakan siklus I diperoleh nilai rata-rata berdasarkan hasil pengamatan aktivitas siswa, sikap ilmiah dan penguasaan konsep siklus I yaitu nilai rata-rata aktivitas siswa sebesar 69,7 yang terdiri dari nilai rata-rata keterampilan proses dan nilai rata-rata sikap ilmiah.
Aktivitas Siswa Siklus II
Nilai | Aktivitas Siswa Siklus II | |
Keterampilan Proses | Sikap Ilmiah | |
80 – 84 | 7 | 1 |
75 – 79 | 5 | 2 |
70 – 74 | 2 | 8 |
65 – 69 | 5 | 5 |
60 – 64 | 4 | 7 |
Jumlah siswa | 23 | 23 |
Jumlah | 1685 | 1581 |
Rata-rata | 73,3 | 68,7 |
Rata-rata keseluruhan | 71 |
Rekapitulasi nilai pada tabel di atas jika disajikan dalam diagram batang akan nampak sebagai berikut:
Gambar Diagram Batang Nilai Aktivitas Siswa pada Siklus II
Dari hasil pelaksanaan tindakan siklus II diperoleh nilai rata-rata berdasarkan hasil pengamatan aktivitas siswa, sikap ilmiah dan penguasaan konsep siklus II yaitu nilai rata-rata aktivitas siswa sebesar 71 yang terdiri dari nilai rata-rata keterampilan proses dan nilai rata-rata sikap ilmiah.
Aktivitas Siswa Siklus III
nilai | Aktivitas Siswa Siklus III | |
Keterampilan Proses | Sikap Ilmiah | |
80 – 84 | 20 | 22 |
75 – 79 | 3 | 1 |
70 – 74 | – | – |
65 – 69 | – | – |
60 – 64 | – | – |
Jumlah siswa | 23 | 23 |
Rata-rata | 81,15 |
Berdasarkan data tabel diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar anak termotivasi dan aktif mengikuti pembelajaran menggunakan media konkrit dan metode guided discovery, anak anak sangat antusias dan ingin mencoba mendemonstrasikan media sumber energi.
Rekapitulasi nilai pada tabel di atas jika disajikan dalam diagram batang akan nampak sebagai berikut:
Gambar Diagram Batang Nilai Aktivitas Siswa pada Siklus III
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Pendidikan merupakan pengembangan berbagai aspek kehidupan anak sehingga sangat penting bagi anak. Dalam meningkatkan pendidikan diperlukan tempat sebagai penyelenggara pendidikan yaitu sekolah dasar. Agar pendidikan semakin baik diperlukan kerja keras dalam pembaharuan dan penyempurnaan, salah satunya melalui penelitian tindakan kelas.
Pada penelitian tindakan kelas dengan judul “Upaya Peningkatan Aktivitas Hasil Belajar IPA tentang Sumber Energi dan Kegunaannya melalui Penggunaan Media Konkrit dan Metode guided discovery pada Siswa Kelas III SD Negeri Tlogowulung Kecamatan Alian” dapat disimpulkan :
- Penggunaan media konkrit dan metode guided discovery dapat menciptakan suasana kelas yang aktif dan kreatif belajar siswa tentang sumber energi dan kegunaannya di kelas III SD Negeri Tlogowulung.
- Penggunaan media konkrit dan metode guided discovery dapat meningkatkan hasil belajar IPA tentang sumber energi dan kegunaannya di kelas III SD Negeri Tlogowulung.
Adanya penggunaan media dan metode yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, materi pembelajaran dan perkembangan anak dapat membantu siswa dalam memahami materi yang dipelajari.
Saran
Dalam penelitian yang dilaksanakan pada siswa kelas III SD Negeri Tlogowulung telah mampu meningkatkan pemahaman konsep sehingga hasil belajar IPA meningkat, akan tetapi tentunya masih ada kekurangannya dalam proses belajar mengajar. Dalam kesempatan ini penulis menghimbau:
- Untuk menggunakan media yang tepat dan menyenangkan dalam kegiatan belajar mengajar sehingga siswa menjadi aktif dan hasil belajar meningkat.
- Untuk menggunakan metode dan media pembelajaran yang bervariasi sehingga siswa tidak merasa jenuh dan siswa merasa antusias dalam mengikuti pelajaran.
- Pada saat proses belajar mengajar berlangsung kita harus menunjukkan sikap guru yang menyenangkan dan berwibawa yaitu selalu siap dengan rencana pelaksanaan pembelajaran, menguasai materi, metode dan media pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Angkowo. 2007a. Optimalisasi Media Pembelajaran: Jakarta: Grasindo
————-. 2007b. Optimalisasi Media Pembelajaran: Jakarta: Grasindo
Asmani. 2010. Manajemen Strategi Pendidikan Anak. Jakarta: Bumi Aksara
Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: BSNP
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.2003. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Sains. Jakarta: Depdikbud
Djamarah. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
Dimyati.2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta
Dimyati, Dr. Mudjiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Hamalik. 2011a. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara
Hamalik. 2011b. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara
Biodata Penulis
Nama : Munkisoh, S.Pd.SD
Unit Kerja : SD Negeri Tlogowulung, Kecamatan Alian, Kebumen