PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI ALAT PENCERNAAN MAKANAN PADA MANUSIA MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL JIGSAW BAGI PESERTA DIDIK KELAS V SD NEGERI 1 PANCASAN SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Kuswan, S.Pd.
Abstrak
Kuswan, 2017. Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Materi Alat Pencernaan Makanan pada Manusia Melalui Penerapan Pembelajaran Model Jigsaw Bagi Peserta Didik Kelas V SD Negeri 1 Pancasan Semester I Tahun Pelajaran 2017/2018. Tujuan penelitian yang akan dicapai adalah peningkatan aktivitas dan hasil belajar IPA tentang alat pencernaan manusia melalui penerapan pembelajaran model jigsaw pada peserta didik kelas V SDN 1 Pancasan Semester I Tahun Pelajaran 2017/2018, yang pelaksanaanya meliputi empat tahap, yaitu: perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Dari sejumlah 40 siswa, pada hasil penilaian afektif awal yang dinyatakan tuntas masih 30% menjadi 75% pada siklus I dan mencapai 100% pada siklus II, Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka penggunaan pembelajaran model jigsaw pada mata pelajaran IPA tentang alat pencernaan makanan pada manusia dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta didik. Pada ulangan awal yang memperoleh nilai sesuai KKM Matematika = 70 baru 45% menjadi 62,5% pada siklus I dan mencapai tingkat ketuntasan 92,5% pada siklus II, maka penggunaan pembelajaran model jigsaw dalam pembelajaran IPA tentang alat pencernaan makanan pada manusia di Kelas V SDN 1 Pancasan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Jadi dapat disimpulkan bahwa penggunaan Model Pembelajaran Jigsaw pada Mata Pelajaran IPA materi tentang Alat Pencernaan Manusia dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar bagi peserta didik di SDN 1 Pancasan Semester I Tahun Pelajaran 2017/2018.
Kata Kunci : Model Pembelajaran Jigsaw, IPA, Aktivitas dan Hasil Belajar.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Kegiatan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi Alat Pencernaan Makanan pada Manusia pada peserta didik V SD Negeri 1 Pancasan sampai saat ini masih belum menampakkan suasana yang menyenangkan. Hal ini tercermin dari aktivitas dan hasil belajar peserta didikyang masih rendah. Rendahnya aktivitas dan hasil belajar peserta didik dapat diketahui setelah dilakukan pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung. Rendahnya aktivitas belajar tersebut membawa dampak pada perolehan nilai rata-rata hasil belajardi kelas tersebutrendah. Hal ini dapat dilihat dari hasil ulangan harian pada kondisi awal sebelum dilakukan tindakan memiliki rata-rata kurang dari 60 yang masih berada di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70.
Sejalan dengan permasalahan di atas, maka perlu dipilih tindakan yang tepat untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik agar proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi Alat Pencernaan Makanan pada Manusia dapat optimal dan berkualitas. Adapun tindakan yang dipilih peneliti adalah dengan menerapkan model pembelajaran model pembelajaran Jigsaw.
Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka masalah tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut :
- Bagaimanakah meningkatkan aktivitas belajar peserta didik pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi Alat Pencernaan Makanan pada Manusia dapat ditingkatkan melalui proses pembelajaran menggunakan model Jigsaw pada peserta didik kelas V SD Negeri 1 Pancasan Semester I Tahun Pelajaran 2017/2018.
- Bagaimanakah hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam materi Alat Pencernaan makanan pada Manusia dapat ditingkatkan melalui proses pembelajaran menggunakan Model Jigsaw padapeserta didik kelas V SD Negeria 1 Pancasan Semester I Tahun Pelajaran 2017/2018?
Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan aktivitas dam hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi Alat Pencernaan Makanan pada manusia melalui proses pembelajaran menggunakan Model Jigsaw pada peserta didik kelas V SD Negeri 1 Pancasan Semester I Tahun Pelajaran 2017/2018.
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini antara lain untuk meningkatkan aktivitas belajar peserta didik sehingga kegiatan belajar tidak monoton dan membosankan.
LANDASAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN
Landasan Teoretis
Aktivitas Belajar
Aktivitas belajar merupakan kegiatan atau kesibukan yang dapat menimbulkan perbuatan belajar. dengan demikian pengertian aktivitas belajar adalah kegiatan yang mengarah kepada perbuatan belajar yang membawa perubahan pada diri seseorang untuk memperoleh suatu kecakapan baru.
Menurut Skinner dalam Dimyati dan Mudjiono (2013:9) berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responsnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responsnya menurun. Dalam belajar ditentukan adanya hal berikut: (i) kesempatan terjadinya peristiwa yang menimbulkan respons belajar, (ii) respons si pelajar, dan (iii) konsekuensi yang bersifat menguatkan respons tersebut.
Dari uraian di atas disimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan peserta didik) dalam rangka mencapai tujuan belajar.
Hakekat Belajar
Secara umum istilah belajar dimaknai sebagai suatu kegiatan yang mengakibatkkan terjadinya tingkah laku. Menurut Hamalik (2008 : 27-28) Pengertian belajar adalah sebagai berikut: (1) Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Menurut pengertian ini, belajar merupakan suatu proses kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan belajar. Belajar bukan hanya mengingat akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan; (2) Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan.
Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan dalam individu manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya fikir dan kemampuan lainnya.
Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam
Hasil Belajar
Menurut Sudjana (2002) hasil belajar adalah bentuk tingkah laku yang dimiliki peserta didik setelah menyelesaikan pengalaman belajar. Bentuk tingkah laku sebagai hasil belajar dapat berupa memberi reaksi terhadap rangsangan, asosiasi verbal, mengemukakan konsep, prinsip, dan memecahkan masalah. Hasil belajar biasanya diperoleh setelah peserta didik dinyatakan berhasil dalam suatu penilaian yang dilkukan pada akhir pembelajaran.
Berdasarkan beberapa teori di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan hasil kegiatan pembelajaran yang dicapai oleh peserta didik yang meliputi pengetahuan, ketrampilan intelektual, ketrampilan motorik dan sikap setelah peserta didik menyelesaikan suatu program pembelajaran dalam waktu tertentu dengan menggunakan alat ukur tes.
Hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam
Hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam dapat diartikan sebagai hasil yang dicapai oleh peserta didik setelah melakukan kegiatan belajar IPA yang dapat berupa penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran IPA yang lazimnya ditunjukkan dengan nilai yang diberikan oleh guru.
Dalam memberikan nilai biasanya guru mengadakan evaluasi yang meliputi dua langkah, yaitu mengukur dan menilai. Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satuan ukuran. Pengukuran bersifat kuantitatif.Menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap
Pembelajaran Model Jigsaw
Menururt Soejadi dan Teti Sobari (dalam Rusman, 2010 : 213) teori yang melandasi pembelajaran kooperatif adalah teori konstruktivisme. Pada dasarnya pendekatan teori konstruktivisme dalam belajar adalah suatu pendekatan dimanapeserta didik harus secara individual menemukan dan mentranformasikan informasi yang kompleks, memeriksa informasi dengan aturan yang ada dan merevisi bila perlu.
Tipe Jigsaw adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif di mana pembelajaran melalui penggunaan kelompok kecil peserta didik yang bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran dan mendapatkan pengalaman belajar yang maksimal, baik pengalaman individu maupunpengalaman kelompok. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Johnson (1991:27) yang menyatakan bahwa “Pembelajaran Kooperatif Jigsaw ialah kegiatan belajar secara kelompok kecil, peserta didik belajar dan bekerja sama sampai kepada pengalaman belajar yang maksimal, baik pengalaman individu maupun pengalaman kelompok”.
Berdasarkan beberapa penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw terdapat 3 karakteristik yaitu:
a) kelompok kecil, b) belajar bersama, dan c) pengalaman belajar. Esensi kooperatif learning adalah tanggung jawab individu sekaligus tanggung jawab kelompok, sehingga dalam diri peserta didik terbentuk sikap ketergantungan positif yang menjadikan kerja kelompok optimal.
Kerangka Berpikir
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi Alat Pencernaan Makanan pada Manusia belum dilaksanakan secara optimal. Oleh karena itu peneliti berusaha mencari solusi pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas peserta didik. Solusi yang peneliti lakukan adalah penelitian tindakan kelas dengan pembelajaran model jigsaw materi Alat Pencernaan Makanan pada Manusia pada peserta didik kelas V SDN 1 Pancasan semeter 1 tahun pelajaran 2017/2018.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori di atas, maka dapat diasumsikan bahwa penerapan pembelajaran menggunakan model jigsaw dalam diskusi kelas diduga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam materi alat pencernaan makanan pada manusia bagi peserta didik kelas V SD Negeri 1 Pancasan semester 1 tahun pelajaran 2017/2018.
METODE PENELITIAN
Setting Penelitian
Pengambilan data dilakukan pada bulan Oktober 2017, siklus I dilakukan pada minggu III dan VI bulan Oktober 2017. Sedangkan siklus II pada minggu II dan II bulan November 2017. Pengolahan data dan penyusunan laporan dilaksanakan pada bulan November 2017. Penelitian dilakukan di kelas V SD Negeri 1 Pancasan tahun pelajaran 2017/2018.
Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah peserta didik kelas V SD Negeri 1 Pancasan tahun pelajaran 2017/2018 yang terdiri dari 19 laki-laki dan 21 perempuan, jumlah total 40 peserta didik.
Sumber data
Diperoleh dari Data primer, yaitu data yang diperoleh dari peserta didik, berupa nilai tes tertulis peserta didik dan nilai kinerja dalam bentuk laporan tugas dan data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari pengamatan peneliti dan kolaborator.
Analisis Data
Analisis data dilakukan dari hasil penilaian tes tertulis berupa ulangan harian mata pelajarn Ilmu Pengetahuan Alam materi Alat Pencernaan Makanan pada Manusia,hasil observasi motivasi peserta didik dan dari hasil laporan tugas. Analisis data pada penelitian ini adalah deskriptif komparatif.
Indikator Kinerja
Sebagai tolak ukur keberhasilan penelitian tindakan kelas ini dapat dilihat dari hasil belajar peserta didik yaitu 75% secara individual dan 85% secara klasikal. Keberhasilan kelas dilihat dari jumlah peserta didik yang mampu memperoleh atau mencapai hasil belajar minimal 75% dan sekurang- kurangnya 85% dari jumlah peserta didik.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA
Deskripsi Kondisi Awal
Berdasarkan daftar nilai ulangan harian kondisi awal sebelum dilakukan tindakan,hasil belajar IPA materi Alat Pencernaan Makanan pada Manusia, nilai yang diperoleh peserta didik masih rendah. Dari perolehan nilai ulangan pra siklus tersebut dapat kita lihat nilai terendah yang diperoleh peserta didik adalah 20, nilai tertinggi yang diperoleh peserta didik adalah 80, nilai rata-rata yang diperoleh peserta didik adalah 56,5 sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah 70.
Deskripsi Tiap Siklus
Hasil Belajar pada Siklus I
Berdasarkan hasil belajar pada siklus I menghasilkan data dan informasi sebagai berikut
Tabel 4.1. Hasil Evaluasi Belajar SIKLUS I
NO | NIS | NAMA | NILAI | KETUNTASAN | |
TUNTAS | BELUMTUNTAS | ||||
1 | 780 | Sugeng Pramono | 30 | V | |
2 | 795 | Candra Muhamad F. | 70 | V | |
3 | 796 | Dwi Andriyanto | 70 | V | |
4 | 800 | Ilkhan Ghures | 50 | V | |
5 | 805 | Istiqomah | 80 | V | |
6 | 807 | Miftakhulaela | 60 | V | |
7 | 813 | Nurjanah | 90 | V | |
8 | 815 | Putri Setia Utami | 90 | V | |
9 | 817 | Riana | 70 | V | |
10 | 819 | Setia Asih | 80 | V | |
11 | 820 | Siti Maemunah | 80 | V | |
12 | 825 | Tarino | 60 | V | |
13 | 832 | Ahmad Faisal | 40 | V | |
14 | 833 | Aji Raya Pradika | 70 | V | |
15 | 834 | Amin Nurhakim | 70 | V | |
16 | 835 | Anita Roswinda | 80 | V | |
17 | 836 | Ayu Fitriani | 80 | V | |
18 | 838 | Dias Ardiansyah | 60 | V | |
19 | 839 | Dedi Mizatwar Ita M. | 80 | V | |
20 | 840 | Deliya Ratnawati | 70 | V | |
21 | 841 | Hanif Safaat | 60 | V | |
22 | 842 | Hidayatul M. | 90 | V | |
23 | 844 | Isma Farida | 60 | V | |
24 | 847 | Khanifatul Khofifah | 80 | V | |
25 | 849 | Laela Safitri | 60 | V | |
26 | 851 | Malikhatul Jannah | 70 | V | |
27 | 852 | Mohamad Ali Imron | 60 | V | |
28 | 853 | M. Burhanudin | 60 | V | |
29 | 854 | Muhamad Fikri A. | 60 | V | |
30 | 855 | Muslimatun Kh. | 60 | V | |
31 | 856 | Rois Nurfahmi | 80 | V | |
32 | 857 | Salsabila Khoerunisa | 70 | V | |
33 | 860 | Siti Ulfah | 70 | V | |
34 | 861 | Susriyanti Anggraeni | 70 | V | |
35 | 862 | Sevinatul Auliya | 70 | V | |
36 | 863 | Waridatul Hidayah | 70 | V | |
37 | 864 | Winda Arum Lestiana | 60 | V | |
38 | 868 | Mauliatul Janah | 70 | V | |
39 | 965 | Agung Samsul R. | 60 | V | |
40 | 966 | Laeli Wardatun Nisa | 70 | V | |
Jumlah | 2730 | ||||
Rata-Rata | 68,25 | ||||
Nilai Tertinggi | 90 | ||||
Nilai Terendah | 30 | ||||
Nilai Tuntas | 25 | ||||
Nilai Belum Tuntas | 15 | ||||
Kkm | 70 |
Hasil Belajar Pada Siklus II
Perbaikan pembelajaran siklus II dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 15 November 2017 Hasil perbaikan pembelajaran disajikan pada tabel 4.5 sebagai berikut:
Tabel 4.1. Hasil Evaluasi Belajar SIKLUS II
NO | NIS | NAMA | NILAI | KETUNTASAN | |
TUNTAS | BELUMTUNTAS | ||||
1 | 780 | Sugeng Pramono | 60 | V | |
2 | 795 | Candra Muhamad F. | 80 | V | |
3 | 796 | Dwi Andriyanto | 80 | V | |
4 | 800 | Ilkhan Ghures | 70 | V | |
5 | 805 | Istiqomah | 80 | V | |
6 | 807 | Miftakhulaela | 60 | V | |
7 | 813 | Nurjanah | 90 | V | |
8 | 815 | Putri Setia Utami | 90 | V | |
9 | 817 | Riana | 80 | V | |
10 | 819 | Setia Asih | 80 | V | |
11 | 820 | Siti Maemunah | 80 | V | |
12 | 825 | Tarino | 70 | V | |
13 | 832 | Ahmad Faisal | 60 | V | |
14 | 833 | Aji Raya Pradika | 80 | V | |
15 | 834 | Amin Nurhakim | 70 | V | |
16 | 835 | Anita Roswinda | 90 | V | |
17 | 836 | Ayu Fitriani | 90 | V | |
18 | 838 | Dias Ardiansyah | 70 | V | |
19 | 839 | Dedi Mizatwar Ita M. | 80 | V | |
20 | 840 | Deliya Ratnawati | 80 | V | |
21 | 841 | Hanif Safaat | 80 | V | |
22 | 842 | Hidayatul Mukaromah | 100 | V | |
23 | 844 | Isma Farida | 80 | V | |
24 | 847 | Khanifatul Khofifah | 90 | V | |
25 | 849 | Laela Safitri | 80 | V | |
26 | 851 | Malikhatul Jannah | 80 | V | |
27 | 852 | Mohamad Ali Imron | 70 | V | |
28 | 853 | Muhamad Burhanudin | 80 | V | |
29 | 854 | Muhamad Fikri A. | 80 | V | |
30 | 855 | Muslimatun Khasanah | 80 | V | |
31 | 856 | Rois Nurfahmi | 100 | V | |
32 | 857 | Salsabila Khoerunisa | 80 | V | |
33 | 860 | Siti Ulfah | 80 | V | |
34 | 861 | Susriyanti Anggraeni | 80 | V | |
35 | 862 | Sevinatul Auliya | 80 | V | |
36 | 863 | Waridatul Hidayah | 70 | V | |
37 | 864 | Winda Arum Lestiana | 80 | V | |
38 | 868 | Mauliatul Janah | 100 | V | |
39 | 965 | Agung Samsul R. | 80 | V | |
40 | 966 | Laeli Wardatun Nisa | 90 | V | |
Jumlah | 3200 | ||||
Rata-Rata | 80 | ||||
Nilai Tertinggi | 100 | ||||
NilaiTerendah | 60 | ||||
Nilai Tuntas | 37 | ||||
Nilai Belum Tuntas | 3 | ||||
Kkm | 70 |
Pembahasan Tiap dan Antar Siklus
Data hasil belajar kognitif peserta didik
Ringkasan hasil belajar kognitif peserta didik sebelum dan sesudah menggunakan model jigsawdapat dilihat pada Tabel 4.7 di bawah ini.
Tabel 4.7. Rekapitulasi Hasil Tes Peserta Didik Sebelum Penelitian (Data Awal), Akhir Siklus I dan Siklus II
No | Hasil Tes | DataAwal | SiklusI | SiklusII |
1. | Nilai Tertinggi | 80 | 90 | 100 |
2. | Nilai Terendah | 20 | 30 | 60 |
3. | Rata-rata nilai tes | 56,5 | 68,25 | 80 |
4. | Ketuntasan klasikal | 45% | 62,50% | 92,5% |
Pada data awal (pra siklus) adalah 56,5, dan setelah menggunakan Model Jigsaw meningkat menjadi 68,25 pada siklus I dan 80 pada siklus II. Ketuntasan belajar secara klasikal juga mengalami peningkatan, sebelum penggunaan Model Jigsaw ketuntasan belajar secara klasikal adalah 45%, dan setelah digunakan Model Jigsaw meningkat menjadi 62,50% pada siklus I dan 92,5% siklus II. Peserta didik secara klasikal yang memperoleh nilai 70 ke atas adalah 25 peserta didik dengan ketuntasan belajar 68,25% pada siklus I, dan 37 peserta didik dengan ketuntasan belajar 92,5% pada siklus II.
Data hasil pengamatan ranah afektif
Penilaian afektif diperoleh dari lembar observasi meliputi sikap, minat, dan nilai. Kriteria sikap, minat, dan nilai ditentukan sebagai berikut:
Tabel 4.8. Ringkasan Hasil Penilaian Afektif Siklus I dan Siklus II
Kategori sikap, minat, dan nilai | Siklus I | Siklus II | ||
Jumlah peserta didik | (%) | Jumlah peserta didik | (%) | |
Sangat positif / sangat baik | 20 | 50,00 | 30 | 75,0 |
Positif / baik | 10 | 25,00 | 10 | 25,0 |
Cukup positif / cukup | 10 | 25,00 | 0 | 0 |
Negatif/ kurang | 0 | 0 | 0 | 0 |
Pada siklus I peserta didik secara klasikal yang memperoleh nilai 70 ke atas adalah 30 peserta didik dan dinyatakan tuntas, peserta didik yang mendapat nilai kurang dari 70 adalah 10 peserta didik dan dinyatakan belum tuntas. Pada siklus II seluruh peserta didik memperoleh nilai 70 ke atas dan dinyatakan tuntas 100% (penilaian afektif).
Data hasil pengamatan ranah psikomotorik
Penilaian psikomotorik diperoleh dari hasil observasi. Hasil penilaian psikomotorik siklus I dapat dilihat pada Tabel 4.9. di bawah ini.
Tabel 4.9. Ringkasan Hasil Penilaian Psikomotorik Siklus I dan Siklus II
No | Hasil Penilaian Psikomotorik | Siklus I | Siklus II |
1. | Nilai tertinggi | 80 | 90 |
2. | Nilai terendah | 50 | 60 |
3. | Tuntas | 25 | 35 |
4. | Tidak tuntas | 15 | 5 |
Pada siklus I peserta didik secara klasikal yang memperoleh nilai 70 ke atas adalah 25 peserta didik dan dinyatakan tuntas. Peserta didik yang mendapat nilai kurang dari 70 adalah 15 peserta didik dan dinyatakan belum tuntas. Pada siklus I adalah 62,5%. Pada siklus II peserta didik secara klasikal yang memperoleh nilai 70 ke atas adalah 35 peserta didik dan dinyatakan tuntas. Peserta didik yang mendapat nilai kurang dari 70 adalah 5 peserta didik dan dinyatakan belum tuntas. Dengan demikian ketuntasan klasikal pada siklus II adalah 87,5%.
Hasil Penelitian
Data awal diperoleh dari nilai rerata hasil ulangan sebelum diadakan penelitian sebesar 56,5 dengan ketuntasan klasikal 45%. Pada siklus I diperoleh rata-rata nilai tes peserta didik mencapai 68,25 sedangkan pada siklus II nilai rata-rata peserta didik mencapai 80. Pada siklus I ketuntasan belajar secara klasikal mencapai 62,50% dan pada siklus II mencapai ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 92,5%. Dengan demikian hasil belajar kognitif pada siklus II sudah memenuhi indikator yang telah ditetapkan dalam penelitian.
Pada siklus I hasil belajar afektif peserta didik kategori sangat positif/sangat baik ada 20 peserta didik, pada siklus II ada 30 peserta didik. Peserta didik dengan kategori positif/baik pada siklus I ada 10 peserta didik, siklus II ada 10 peserta didik. Sedangkan peserta didik yang mencapai ketuntasan belajar 70% ada 30 peserta didik (75%) pada siklus I, dan seluruh peserta didik telah mencapai ketuntasan belajar 70% pada siklus II. Dengan demikian pada siklus I dan II hasil belajar afektif peserta didik sudah memenuhi indikator yang ditetapkan.
Untuk hasil belajar aspek psikomotorik pada siklus I terdapat 15 peserta didik yang dinyatakan belum tuntas dan secara klasikal ketuntasannya 62,5%. Sedangkan pada siklus II terdapat 5 peserta didik yang dinyatakan belum tuntas dan secara klasikal ketuntasannya 87,5%. Dengan demikian, pada siklus II sudah memenuhi indikator yang ditetapkan.
Tabel 4.11. Rekapitulasi Ketuntasan Belajar Klasikal Siklus I dan Siklus II
No | Aspek Penilaian | Siklus I | Siklus II |
1. | Kognitif | 62,50 | 92,5 |
2. | Afektif | 75 | 100 |
3. | Psikomotorik | 62,5 | 87,5 |
PENUTUP
Simpulan
Hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan penerapan Model Jigsaw dalam materi alat pencernaan makanan pada manusia mata pelajaran IPA dapat meningkatkan :
- Hasil belajar kognitif peserta didik padsa siklus I rata-rata nilai tes peserta didik mencapai 68,25, sedangkan pada siklus II nilai rata-rata peserta didik mencapai 80. Pada siklus I ketuntasan belajar secara klasikal mencapai 62,50% dan pada siklus II mencapai ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 92,5%.
- Hasil belajar afektif pada siklus I peserta didik secara klasikal yang mencapai ketuntasan ada 30 peserta didik (75%), sedangkan pada siklus II seluruh peserta didik telah mencapai ketuntasan dan dinyatakan tuntas 100%.
- Hasil belajar psikomotorik pada siklus I peserta didik secara klasikal yang mencapai ketuntasan 70% ada 25 peserta didik (62,5%). Pada siklus II peserta didik secara klasikal yang mencapai ketuntasan ada 35 peserta didik (87,5%).
Saran-saran
- PembelajaranModel Jigsaw dapat dijadikan sebagai alternatif model pembelajaran IPA bagi guru dalam upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik.
- Perlu adanya penelitian lebih lanjut dengan perubahan strategi desain pembelajaranModel Jigsaw sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prapktik.
Jakarta: Rineka Cipta
Darsono, Max, dkk. 2000. Belajar dan Belajar. Semarang: IKIP Semarang Press Depdiknas. 2006. Model Penilaian Kelas Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
SMP/MTs. Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas.
Dimyati dan Mujiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, Syaiful Bahri. 2012. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Fathurohman dan Sobry. 2007. Strategi Belajar Mengajar melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Hamalik, Oemar. 2011. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara.
Rahayu, Dwi, Setya. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Jigsaw untuk meningkatkan hasil belajar PKn bagi siswa kelas IV di SDN Pisang III Kabupaten Nganjuk. Penelitian Tindakan Kelas.
Rumakey, Safiah, Sitti. Penerapanpembelajaran kooperatif Jigsaw untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV pada IPS pokok bahasan hubungan kenampakan alam, sosial dan budaya, serta gejalanya di SDN Gambirkuning Kecamatan Kraton Kabupaten Pasuruan. Penelitian Tindakan Kelas.
Sudjana. 2002. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah. Bandung: Sinar Baru.
Yamin, Moh. 2014. Stategi dan Metode dalam Model Pembelajaran. Malang: Madani
Biodata Penulis
Nama : Kuswan, S.Pd.
NIP : 19670211 200003 1 004
Unit Kerja : SD Negeri 1 Pancasan