Nama : Sujiyah, S.Pd.SD.
NIP : 19680410 199303 2 006
Unit Kerja : SD Negeri 2 Karanggadung
PENERAPAN MODEL ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEMA LINGKUNGAN BERSIH, SEHAT DAN ASRI SISWA KELAS I SD NEGERI 2 KARANGGADUNG
TAHUN AJARAN 2018/2019
ABSTRAK
SUJIYAH. NIP. 196804101993032006. “Penerapan Metode Role Playing untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Tema Lingkungan Bersih, Sehat dan Asri pada Siswa Kelas I SDN 2 Karanggadung Tahun Ajaran 2018/2019”. Rendahnya hasil belajar Bahasa Indonesia pada siswa kelas I di SD Negeri 2 Karanggadung disebabkan oleh beberapa masalah yaitu model pembelajaran kurang menarik perhatian peserta didik, minat belajar siswa rendah, dan guru belum melakukan inovasi pembelajaran. Model pembelajaran yang dapat diterapkan bagi siswa kelas I adalah model pembelajaran yang berorientasi pada kehidupan nyata, salah satunya adalah model Role Playing. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah mengetahui bagaimana penerapan model Role Playing dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa tema Lingkungan Bersih, Sehat dan Asri pada siswa kelas I SDN 2 Karanggadung Tahun Ajaran 2018/2019. Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus dengan subjek sebanyak 14 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan tes hasil belajar, lembar observasi dan dokumentasi siswa kelas I. Uji validitas data menggunakan triangulasi teknik dan triangulasi sumber. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa penerapan model Role Playing dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Bahasa Indonesia pada siswa kelas kelas I di SD Negeri 2 Karanggadung. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan pada siklus I dengan rata-rata kelas 72,86 dan ketuntasan klasikal 71%. Pada siklus II diperoleh data hasil belajar dengan rata-rata kelas 82,14 dan mencapai ketuntasan klasikal 86%. Sedangkan peningkatan skor aktivitas pada siklus I dengan rata-rata skor 13,86 (49,49%) dan pada siklus II dengan rata-rata skor 21,00 (75%).
Kata Kunci: Model Role Playing, Aktivitas Siswa , Hasil Belajar Bahasa Indonesia.
PENDAHULUAN
Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diberikan pada jenjang pendidikan dasar terutama SD di samping mata pelajaran yang lainnya. Keterampilan berbahasa hendaknya diajarkan sejak usia dini karena salah satu tujuan pembelajaran bahasa Indonesia tingkat SD adalah menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperluas budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa. Agar tujuan tersebut tercapai, lembaga pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam rangka meningkatkan kemampuan penguasaan dan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Berdasarkan hasil pengamatan siswa di kelas I SD Negeri 2 Karanggadung menunjukkan bahwa hasil belajar Bahasa Indonesia masih tergolong rendah yaitu dibawah KKM (68). Hal tersebut perlu ditindaklanjuti agar hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas I SD Negeri 2 Karanggadung meningkat. Adapun faktor-faktor yang melatarbelakangi rendahnya hasil belajar Bahasa Indonesia antara lain model pembelajaran yang digunakan kurang menarik perhatian siswa, minat siswa dalam mengikuti pembelajaran tergolong rendah, dan guru belum mampu melakukan inovasi dalam langkah-langkah pembelajaran.
Model pembelajaran yang dapat diterapkan bagi siswa kelas I adalah model pembelajaran yang berorientasi pada kehidupan nyata yang dialami oleh peserta didik, salah satunya adalah model Role Playing. Model pembelajaran Role Playing dapat mendorong peserta didik mengekspresikan perasaannya dan bahkan melepaskannya.Suprijono (2016:74) menyebutkan, “Role Playing atau bermain peran dikembangkan untuk mempelajari perilaku dan nilai-nilai sosial.”
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti akan melaksanakan kegiatan penelitian tindakan kelas sebagai solusi dari permasalahan yang dihadapi dengan cara menggunakan model role playing pada siswa kelas I SD Negeri 2 Karanggadung. Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka peneliti ingin meningkatkan hasil belajar dengan diadakannya penelitian tindakan kelas kolaboratif dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Muatan Bahasa Indonesia Tema Lingkungan Bersih, Sehat, dan Asri melalui Model Role Playing pada Siswa Kelas I SD Negeri 2 Karanggadung”.
KAJIAN PUSTAKA
Hasil Belajar Bahasa Indonesia
Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Menurut pengertian ini belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami (Hamalik, 2011:27).
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh pembelajar (Rifai dan Anni, 2012: 4). Apabila siswa mengalami proses belajar yang baik dan bermakna, maka hasil belajar yang didapatkan akan baik pula.
Hakikat Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia adalah suatu sistem lambang berupa bunyi, bersifat arbitrer, digunakan oleh suatu masyarakat tutur untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri. Abdurrahman (2009:183-187) menyatakan bahwa bahasa merupakan salah satu kemampuan terpenting yang dimiliki manusia yang memungkinkan ia dapat unggul atas makhluk-makhluk lain yang terdapat di muka bumi ini. Bahasa terdiri atas tiga komponen yaitu isi, bentuk, dan penggunaan bahasa.
Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Belajar bahasa yaitu melatih siswa membaca, menulis, berbicara, mendengarkan, dan mengapresiasikan sastra yang sesungguhnya.
Pengertian Model Pembelajaran
Mills (Suprijono, 2016:53) mengemukakan, “Model adalah bentuk representasi akurat sebagai proses aktual yang memungkinkan seseorang atau sekelompok orang mencoba bertindak berdasarkan model itu”. Kemudian Arends (1997) dalam Suprijono (2016:54) mengemukakan, “Model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan pengelolaan kelas.”
Model Pembelajaran Role Playing
Brown (Priansa, 2015: 200) menyatakan, “Role Playing merupakan model belajar yang menciptakan pemahaman yang mendalam mengenai sistem sosial yang membentuk kita secara individu dan kolektif.” Lebih lanjut Sagala (Priansa, 2015:201) menjelaskan, “Model Role Playing berarti cara menyajikan bahan pelajaran dengan mempertunjukkan dan mempertontonkan atau mendramatisasikan cara tingkah laku dalam hubungan sosial.”
Berdasarkan pendapat yang dikemukakan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa Role Playing adalah model mengajar yang mendramatisasikan suatu situasi sosial yang mengandung suatu problem/masalah, agar siswa dapat memecahkan suatu masalah yang muncul dari situasi sosial.
Kerangka Berpikir
Kondisi Awal
- model pembelajaran yang digunakan kurang menarik
- minat siswa dalam mengikuti pembelajaran rendah,
- guru belum mampu melakukan inovasi dalam langkah-langkah pembelajaran
Tindakan
Langkah-langkah pembelajaran Role Playing:
- Pengenalan masalah.
- Pemilihan peserta role playing.
- Pengaturan peran dan panggung.
- Menyiapkan pengamat, yaitu siswa yang tidak terlibat dalam aksi peran.
- Beraksi peran tentang kalimat perintah.
- Mendiskusikan dan evaluasi.
- Membuat kesimpulan.
Kondisi Akhir
Peningkatan hasil belajar siswa pada pelajaran bahasa Indonesia materi kalimat perintah.
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan acuan beberapa teori yang telah diuraikan, maka rumusan hipotesis penelitian ini yaitu model role playing diduga dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa pada muatan Bahasa Indonesia dalam tema Lingkungan Bersih, Sehat dan Asri pada siswa kelas I SD Negeri 2 Karanggadung.
METODE PENELITIAN
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Karanggadung
Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Januari – Juni 2019.
Subjek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah guru dan peserta didik kelas I SD Negeri 2 Karanggadung. Jumlah peserta didik kelas I sebanyak 15 yang terdiri dari 8 siswa perempuan dan 6 siswa laki-laki.
Prosedur Penelitian
Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah model putaran spiral yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc.Taggart dalam Arikunto (2010:132). Menurut Kemmis dan Taggart prosedur penelitian tindakan kelas terdiri dari 3 tahap yaitu:Perencanaan, Tindakan dan Pengamatan dan Refleksi
Desain Penelitian
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian (Arikunto, 2014: 16)
Kriteria Keberhasilan Tindakan
Lebih dari 75% peserta didik kelas I SD Negeri 2 Karanggadung mengalami ketuntasan belajar individual pada ranah pengetahuan dalam pembelajaran muatan matematika Tema6 Lingkungan Bersih, Sehat, dan Asri dengan penerapan model Role Playing, sebesar ≥68.
Teknik Pengambilan Data
Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah tes dan dokumentasi.
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah data kuantitatif berupa hasil belajar kognitif Bahasa Indonesia, dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif dengan menentukan mean atau rerata.
Validitas Data
Dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data triangulasi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pra Siklus
Berdasarkan pengamatan awal dan hasil tes, diperoleh permasalahan pembelajaran bahasa Indonesia di kelas I SD Negeri 2 Karanggadung menunjukkan nilai rata-rata masih tergolong rendah atau masih di bawah nilai KKM 68. Hal ini relevan dengan nilai siswa kelas 1 muatan bahasa Indonesia diperoleh data dari 14 siswa, hanya 5 siswa (36%) mendapatkan nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 68 sedangkan sisanya 9 siswa (64%) nilainya di bawah KKM. Data hasil belajar siswa dapat dinyatakan dalam tabel berikut ini:
No | Nama | Nilai | Keterangan |
---|---|---|---|
1 | AP | 30 | Tidak Tuntas |
2 | ASO | 70 | Tuntas |
3 | ENA | 50 | Tidak Tuntas |
4 | FNK | 80 | Tuntas |
5 | IPS | 60 | Tidak Tuntas |
6 | KFA | 60 | Tidak Tuntas |
7 | MSR | 90 | Tuntas |
8 | NOM | 60 | Tidak Tuntas |
9 | NA | 100 | Tuntas |
10 | NTN | 50 | Tidak Tuntas |
11 | NF | 60 | Tidak Tuntas |
12 | RI | 50 | Tidak Tuntas |
13 | RAP | 70 | Tuntas |
14 | SF | 80 | Tuntas |
JUMLAH | 910 | ||
RATA-RATA | 65 |
Tabel 4.1 Data Hasil Belajar Pra Siklus
Data hasil belajar klasikal siswa dapat dinyatakan dalam tabel berikut ini.
No. | Pencapaian | Data Pra Siklus |
1. | Nilai terendah | 30 |
2. | Nilai tertinggi | 100 |
3. | Jumlah siswa tuntas | 6 |
4. | Jumlah siswa tidak tuntas | 8 |
5. | Persentase ketidaktuntasan | 57% |
6. | Presentase ketuntasan | 43% |
7. | Rata-rata | 65.00 |
Tabel 4.2 Data Hasil Belajar Klasikal Pra Siklus
Berdasarkan tabel 4.2, hasil analisis menunjukkan ada 8 peserta didik (57%) belum mencapai KKM. Sedangkan peserta didik yang mengalami ketuntasan belajar hanya 6 dari 14 peserta didik (43%). Dengan perolehan nilai tertinggi 100 sedangkan nilai terendah 30 dan rata-rata kelas yaitu 65.
Dari hasil nilai pra siklus tersebut, maka diketahui bahwa nilai pencapaian ketuntasan hasil belajar peserta didik kelas I pada Tema 6 Lingkungan Bersih, Sehat, dan Asri muatan pembelajaran Bahasa Indonesia masih perlu ditingkatkan, sebagian besar peserta didik belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan sekolah yaitu 68. Oleh karena itu peneliti dan tim kolaborator melaksanakan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan model Role Playing di kelas I SD Negeri 2 Karangadung untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
Siklus I
Observasi terhadap aktivitas siswa
Berikut hasil pengamatan aktivitas siswa pada siklus I.
No | Nama | Skor | Keterangan |
1 | AP | 12 | C |
2 | ASO | 12 | C |
3 | ENA | 13 | C |
4 | FNK | 14 | B |
5 | IPS | 17 | B |
6 | KFA | 16 | B |
7 | MSR | 17 | B |
8 | NOM | 12 | C |
9 | NA | 13 | C |
10 | NTN | 16 | B |
11 | NF | 12 | C |
12 | RI | 17 | B |
13 | RAP | 12 | C |
14 | SF | 11 | C |
Rata-Rata Skor | 13,86 | ||
Skor Tertinggi | 17 | ||
Skor Terendah | 11 | ||
Kriteria | CUKUP |
Tabel 4.3 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I
Skor Ketuntasan | Kriteria | Keterangan | Tingkat Keberhasilan |
21 ≤ skor < 28 | A | Sangat Baik | Berhasil |
14 ≤ skor < 21 | B | Baik | Berhasil |
7 ≤ skor < 14 | C | Cukup | Tidak Berhasil |
0 ≤ skor < 7 | D | Kurang | Tidak Berhasil |
Tabel 4.4 Kriteria Skor Ketuntasan Aktivitas Siswa
Berdasarkan tabel 4.3 dan 4.4, dapat disimpulkan bahwa skor tertinggi aktivitas siswa pada siklus I adalah 17 dengan kriteria baik dan skor terendah adalah 11 dengan kriteria cukup. Rata-rata skor klasikal siswa 13,86 atau 49,49% berada dalam kategori cukup.
Evaluasi Hasil Belajar Siklus I
Hasil belajar siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut.
No | Nama | Nilai | Keterangan |
---|---|---|---|
1 | AP | 50 | Tidak Tuntas |
2 | ASO | 80 | Tuntas |
3 | ENA | 60 | Tidak Tuntas |
4 | FNK | 90 | Tuntas |
5 | IPS | 60 | Tidak Tuntas |
6 | KFA | 70 | Tuntas |
7 | MSR | 100 | Tuntas |
8 | NOM | 70 | Tuntas |
9 | NA | 90 | Tuntas |
10 | NTN | 70 | Tuntas |
11 | NF | 50 | Tidak Tuntas |
12 | RI | 70 | Tuntas |
13 | RAP | 80 | Tuntas |
14 | SF | 80 | Tuntas |
JUMLAH | 1020 | ||
RATA-RATA | 72,86 |
Tabel 4.5 Data Hasil Belajar Siklus I
Hasil analisis data mengenai hasil belajar klasikal siswa pada siklus 1 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
No. | Pencapaian | Data Pra Siklus |
1. | Nilai terendah | 50 |
2. | Nilai tertinggi | 100 |
3. | Jumlah siswa tuntas | 10 |
4. | Jumlah siswa tidak tuntas | 4 |
5. | Persentase ketidaktuntasan | 29% |
6. | Presentase ketuntasan | 71% |
7. | Rata-rata | 72.86 |
Tabel 4.6 Data Hasil Belajar Klasikal Siklus 1
Hasil belajar aspek pengetahuan diperoleh bahwa 71% siswa sudah mengalami ketuntasan belajar dalam pembelajaran bahasa Indonesia tema Lingkungan Bersih, Sehat, dan Asri. Nilai rata-rata kelas yang diperoleh adalah 72,86.
Siklus II
Observasi terhadap aktivitas siswa
Berikut hasil pengamatan aktivitas siswa pada siklus II.
No | Nama | Skor | Keterangan |
1 | AP | 20 | B |
2 | ASO | 20 | B |
3 | ENA | 21 | A |
4 | FNK | 19 | B |
5 | IPS | 20 | B |
6 | KFA | 17 | B |
7 | MSR | 24 | A |
8 | NOM | 18 | B |
9 | NA | 25 | A |
10 | NTN | 23 | A |
11 | NF | 24 | A |
12 | RI | 19 | B |
13 | RAP | 20 | B |
14 | SF | 24 | A |
Rata-Rata Skor | 21,00 | ||
Skor Tertinggi | 25 | ||
Skor Terendah | 17 | ||
Kriteria | SANGAT BAIK |
Tabel 4.7 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II
Berdasarkan tabel 4.7 dan 4.4, dapat disimpulkan bahwa skor tertinggi aktivitas siswa pada siklus II adalah 25 dengan kriteria sangat baik dan skor terendah adalah 17 dengan kriteria baik. Rata-rata skor klasikal siswa 21,00 atau 75% berada dalam kategori sangat baik.
Evaluasi Hasil Belajar
Hasil belajar siswa siklus II dapat dilihat pada tabel berikut.
No | Nama | Nilai | Keterangan |
---|---|---|---|
1 | AP | 60 | Tidak Tuntas |
2 | ASO | 100 | Tuntas |
3 | ENA | 80 | Tuntas |
4 | FNK | 100 | Tuntas |
5 | IPS | 70 | Tuntas |
6 | KFA | 80 | Tuntas |
7 | MSR | 100 | Tuntas |
8 | NOM | 80 | Tuntas |
9 | NA | 100 | Tuntas |
10 | NTN | 80 | Tuntas |
11 | NF | 60 | Tidak Tuntas |
12 | RI | 80 | Tuntas |
13 | RAP | 70 | Tuntas |
14 | SF | 90 | Tuntas |
JUMLAH | 1150 | ||
RATA-RATA | 82,14 |
Tabel 4.8 Data Hasil Belajar Siklus II
Hasil analisis data mengenai hasil belajar siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
No. | Pencapaian | Data Siklus II |
1. | Nilai terendah | 60 |
2. | Nilai tertinggi | 100 |
3. | Jumlah siswa tuntas | 12 |
4. | Jumlah siswa tidak tuntas | 2 |
5. | Persentase ketidaktuntasan | 14% |
6. | Presentase ketuntasan | 86% |
7. | Rata-rata | 82.14 |
Tabel 4.9 Data Hasil Belajar Siklus II
Hasil belajar aspek pengetahuan yang diperoleh pada siklus II adalah 75% siswa sudah mengalami ketuntasan belajar dalam pembelajaran bahasa Indonesia tema Lingkungan Bersih, Sehat, dan Asri dengan memenuhi kriteri ketuntasan nilai ≥ 68. Nilai rata-rata kelas yang diperoleh adalah 82,14. Seluruh siswa yang berjumlah 14 siswa, 12 siswa atau 86% mengalami ketuntasan, sedangkan 2 siswa atau 14% dinyatakan belum tuntas karena mendapat nilai di bawah KKM sebesar 68.
Pembahasan
Hasil analisis data mengenai hasil belajar siswa pada pra siklus, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
No. | Pencapaian | Data
Pra Siklus |
Data
Siklus I |
Data
Siklus II |
1. | Nilai terendah | 30 | 50 | 60 |
2. | Nilai tertinggi | 100 | 100 | 100 |
3. | Jumlah siswa tuntas | 6 | 10 | 12 |
4. | Jumlah siswa tidak tuntas | 8 | 4 | 2 |
5. | Persentase ketuntasan | 57% | 71% | 86% |
6. | Presentase ketidaktuntasan | 43% | 29% | 14% |
7. | Rata-rata | 65,00 | 72,86 | 82,14 |
8. | Aktivitas Belajar Siswa | – | 49,49% | 75,00% |
Tabel 4.10 Analisis Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
Data di atas menunjukkan bahwa model role playing mampu meningkatkan hasil belajar bahasa Indonesia tema Lingkungan Bersih, Sehat, dan Asri. Berikut beberapa kelebihan Model Role Playing.
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
- Penerapan model Role Playing pada muatan Bahasa Indonesia tema Lingkungan Bersih, Sehat, dan Asri di kelas 1 SD Negeri 2 Karanggadung dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan hasil belajar siswa kelas 1 pada setiap siklusnya. Berdasarkan hasil evaluasi diakhir pertemuan pada setiap siklusnya diperoleh data pada siklus I dengan nilai terendah 50, nilai tertinggi 100, rata-rata kelas 72,86 dan ketuntasan klasikal 71%. Pada pelaksanaan tindakan siklus II diperoleh data hasil belajar dengan nilai terendah 60, nilai tertinggi 100 dengan rata-rata kelas 82,14 dan mencapai ketuntasan klasikal 86%. Dengan demikian dapat disimpulkan hasil belajar Bahasa Indonesia peserta didik kelas 1 meningkat dan sudah memenuhi indikator keberhasilan yaitu ketuntasan klasikal seluruh peserta didik mencapai ≥75% (KKM Bahasa Indonesia ≥ 68)
- Penerapan model Role Playing pada muatan Bahasa Indonesia tema Lingkungan Bersih, Sehat, dan Asri di kelas 1 SD Negeri 2 Karanggadung dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta didik. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan aktivitas belajar siswa kelas 1 pada setiap siklusnya. Berdasarkan hasil observasi pada setiap siklusnya diperoleh data pada siklus I dengan skor terendah 11, skor tertinggi 17, rata-rata skor 13,86 atau 49,49% termasuk kategori cukup. Pada pelaksanaan tindakan siklus II diperoleh data sebagai berikut skor terendah 17, skor tertinggi 25 dengan rata-rata skor 21,00 atau 75% termasuk ketegori sangat baik.
- Penerapan model role playing yang telah dilaksanakan oleh peneliti sesuai dengan langkah-langkah atau sintaks pembelajaran model role playing yang dikemukakan oleh Suprijono (2016: 79). Adapun langkah-langkah pembelajaran model ini terdiri dari 9 langkah yaitu pemanasan kelompok, memilih peserta, mengatur panggung, menyiapkan pengamat, beraksi peran, mendiskusikan dan mengevaluasi, menghidupkan kembali, membahas dan mengevaluasi, berbagi pengalaman dan generasi. Selama pembelajaran dengan model role palying berlangsung, kondisi kelas yang menjadi kondusif karena selama proses pembelajaran siswa memperoleh kesempatan untuk terlibat secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran. Selama mengikuti proses pembelajaran siswa lebih berani untuk bertanya, berlatih berekspresi di depan kelas, dan belajar untuk bekerjasama dalam mencari pemecahan masalah. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran membuat siswa mudah memahami materi sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna dan hasil belajar peserta didik meningkat.
SARAN
- Bagi Guru
- Guru hendaknya mengembangkan indikator dan memperdalam materi pembelajaran sehingga menambah wawasan atau pengetahuan peserta didik.
- Guru dapat mengombinasikan model Role Playing dengan model pembelajaran lainnya sesuai karakteristik peserta didik, materi dan fasilitas kelas.
- Guru hendaknya memilih model yang sesuai terhadap materi agar pembelajaran lebih efektif.
- Bagi Peserta didik
Dalam penerapan model Role Playing, peserta didik sebaiknya lebih memahami langkah-langkah dalam penerapan model tersebut. Selain itu, peserta didik juga diharapkan mampu berdiskusi aktif dalam kegiatan pembelajaran misalnya peserta didik berani untuk bertanya, peserta didik berlatih untuk menemukan pengetahuannya sendiri, peserta didik berani untuk maju ke depan kelas, dan peserta didik belajar untuk bekerjasama dalam mencari pemecahan masalah.
- Bagi Pihak Sekolah
- Model Role Playing sebagai alternatif dalam pembelajaran di sekolah guna meningkatkan hasil belajar peserta didik.
- Pihak sekolah hendaknya memberikan fasilitas dan keleluasaan pada guru guna memperbaiki mutu sekolah.
BIO DATA PENULIS
DAFTAR PUSTAKA
A.Jacobden, Paul Eggen, dan Donald Kauchak.1998. Method for Teaching: Metode Pengajaran Meningkatkan Belajar Siswa TK-SMA. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.Aisyah
Abdurrahman, Mulyono. 2009. Anak Berkesulitan Belajar: Teori, Diagnosis, dan Remediasinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Alwi, Hasan dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa dan Balai Pustaka
Antartika, Wenti. 2016. Penerapan Model Pembelajaran Role Playing untuk Meningkatkan Keterampilan Bermain Drama Siswa Kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Way Tuba Way Kanan Tahun Pelajaran 2015/2016. Skripsi.
Arham R, Abdul Hakim Yassi, dan Burhanudin Arafah. 2016. The Use of Role Play to Improve Teaching Speaking. University of Hasanuddin.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Baharuddin. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: ArRuzz Media.
Daryanto. 2011. Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah. Yogyakarta: Gava Media.
Fadilah. 2016. Teaching Speaking By Role-Play Activity. STAIN Pemekasan.
Hamalik, Oemar. 2011. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik Umum. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 67 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurikulum SD/MI.
Permendiknas. 2006. Standar isi untuk SD/MI. Jakarta: Depdiknas
Poerwanti, Endang, dkk. 2008. Asesmen Pembelajaran SD. Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas.
Priansa, Donni Juni. 2015. Manajemen Peserta Didik dan Model Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Rifai, Ahmad dan Anni, C.T. 2012. Psikologi Pendidikan. Semarang. UPT UNNES PRESS
Samino dan Marsudi, Saring. 2011. Layanan Bimbingan Belajar Pedoman Bagi Pendidik dan Calon Pendidik. Surakarta: Farizuz Media.
Sardiman. 2011. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Sudjana, Nana. 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Bandung. Alfabeta.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Suprijono, Agus. 2016. Cooperatif Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Permada Media Group.
Tarigan, Arleni. 2016. Penerapan Model Role Playing untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas III SD Negeri 013 Lubuk Kembang Sari Kecamatan Ukui.Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau. Vol.5, No.3. Edisi Khususn HUT PGRI Ke-75 Tanggal 25 November 2016. ISSN: 2302-1514 Hal. 102-112
Tim Penyusun. 2003. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.
Yamin, Martinis. 2008. Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada Press