PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN MELALUI ALAT PERAGA SEDOTAN BAGI SISWA KELAS I SD NEGERI 2 KRANDEGAN TAHUN PELAJARAN 2018/2019
Ma’rifatun, S.Pd.SD.
PENDAHULUAN
Taraf pembelajaran anak usia SD adalah masih kongkrit operasional. Artinya untuk memahami suatu konsep siswa masih harus diberikan kegiatan yang berhubungan dengan benda nyata yang dapat diterima akal mereka dengan menggunakan kemampuan berpikir sistematis, logis, kritis yang dapat dikembangkan salah satunya melalui alat peraga pembelajaran. Jika dilihat dari sudut pendidikan, pelajaran matematika merupakan pelajaran yang menakutkan dan ditakuti baik itu di kelas rendah maupun di kelas tinggi.
Keberhasilan pencapaian kompetensi suatu mata pelajaran khususnya matematika tergantung pada beberapa aspek. Salah satu aspek yang sangat mempengaruhi adalah bagaimana cara guru dalam melaksanakan pembelajaran. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di kelas I SDN 2 Krandegan, peneliti memperoleh kenyataan bahwa dari jumlah seluruh siswa sebanyak 29 siswa, tercatat hanya 41 % siswa yang memperoleh nilai 65 ke atas atau tuntas sesuai Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) yang sudah dituangkan dalam kurikulum
Menyadari adanya kesenjangan antara kenyataan pencapaian tujuan dengan harapan yang di tuangkan dalam tujuan pembelajaran, peneliti merasakan adanya masalah yang menghambat keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran tersebut. Dengan memperhatikan latar belakang yang ada, maka peneliti berkeinginan untuk melakukan penelitian berjudul “ PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN MELALUI ALAT PERAGA SEDOTAN BAGI SISWA KELAS I SD NEGERI 2 KRANDEGAN TAHUN PELAJARAN 2018/2019”..
KAJIAN TEORI
Hakikat Matematika
Istilah matematika berasal dari bahasa Yunani Matheina atau Manthenin yang artinya mempelajari, namun diduga kata itu erat pula hubungannya dengan kata sansekerta Medha atau Widia, yang artinya kepandaian, ketahuan, atau intelegensi ( Andi Hakim Nasution (1980) seperti di kutip Karso, dkk(2006,1.39). Sedangkan menurut Karso ( 2006,.1.39 ) mengemukakan bahwa matematika merupakan suatu ilmu yang berhubungan dengan penelaahan bentuk- bentuk atau struktur- struktur yang abstrak dan hubungan diantara hal- hal itu.
Berdasarkan pendapat di atas dapat dikatakan bahwa metematikaadalah ilmu yang berhubungan dengan penelaahan tentang konsep- konsep dan struktur. Dalam pembelajaran matematika guru seyogyanya dapat menyiapkan kondisi bagi siswanya agar mampu menguasai konsep yang akan dipelajari mulai dari yang sederhana sampai pada yang lebih kompkleks.
Hakikat Hasil Belajar
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999: 300) pengertian hasil adalah “akibat”. Hasil adalah akibat yang ditimbulkan dari perwujudan diri, bakat, kemampuan. Sedangkan pengertian belajar menurut Menurut Asep Jihad dan Abdul Haris (2008: 1) “belajar adalah kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan, hal ini berarti keberhasilan pencapaian sangat tergantung pada keberhasilan proses belajar siswa di sekolah dan lingkungan sekitar.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu, sifat dan kemampuan yang relative permanen dalam diri individu, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungannya, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap dari factor genetic dan berbeda satu dengan lainnya.
Pengertian Hasil Belajar
Menurut Mulyono Abdurrahman (2003: 37) “hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar”. Menurut Sudjana (dalam Asep Jihad dan Abdul Haris, 2008: 15) berpendapat, hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah akibat yang ditimbulkan dari perwujudan diri, bakat, kemampuan, dan perubahan tingkah laku individu, yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam proses belajar.
Indikator Hasil Belajar
Menurut Sudjana (dalam Asep Jihad dan Abdul Haris, 2008: 20) ada dua kriteria yang bersifat umum. Kriteria dari sudut prosesnya menekankan kepada pengajaran sebagai suatu proses yang merupakan interaksi dinamis sehingga siswa sebagai subjek mampu mengembangkan potensi melalui belajar sendiri.
Hakikat Alat Peraga Sedotan
Alat peraga sedotan merupakan alat atau sarana belajar dan penyampai informasi yang dapat merangsang siswa untuk memudahkan proses belajar khususnya matematika. Sedotan mudah didapat di lingkungan sekitar siswa. Sedotan memiliki warna yang beragam dan menarik, bentuknya tabung dan berlubang dibagian tengahnya dan memiliki panjang sekitar 20 cm. Gagne ( dalam Nasution, 2006: 7.3 ) mendefinisikan alat peraga sebagai’’ komponen sumber belajar di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.
Peneliti memilih sedotan sebagai alat peraga untuk digunakan pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan pada siswa kelas I semester I tahun pelajaran 2018/2019 karena banyak kelebihan dari alat peraga sedotan.
Gambar 1. Skema Kerangka Berpikir
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan latar belakang, hasil penelitian yang relevan dan kerangka berfikir di atas diajukan hipotesis tindakan sebagai berikut: Proses belajar dan hasil belajar matematika tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan kelas I SD Negeri 2 Krandegan, diduga dapat meningkat melalui alat peraga sedotan.
Indikator dan Kriteria Keberhasilan
- Siswa dikatakan berhasil secara individual jika sudah meraih nilai 65.
- Siswa dikatakan berhasil secara klasikal jika 75% siswa telah memperoleh nilai sesuai batas tuntas yang ditetapkan melalui KKM.
METODOLOGI PENELITIAN
Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas 1 SD Negeri 2 Krandegan pada semester I tahun pelajaran 2018/2019.
Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran 2018/ 2019 di SD Negeri 2 Krandegan.
Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah semua siswa kelas 1 SD Negeri 2 Krandegan pada semester I Tahun Pelajaran 2018/2019 yang berjumlah 29 siswa terdiri dari 14 siswa perempuan dan 15 siswa laki-laki.
Jenis dan Sumber Data
Data yang dikumpulkan oleh peneliti yaitu jenis data kuantitatif dan data kualitatif. Sedangkan sumber data penelitian ini diperoleh dari kepala sekolah siswa dan guru.
Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu melalui Tes dan Observasi. Alat pengumpulan data yang tepat memungkinkan diperoleh data yang objektif. Cara pengambilannya antara lain : (1) sumber data dari penelitian ini adalah siswa dan guru; (2) jenis data yang didapat adalah data kuantitatif dan data kualitatif yang terdiri dari: (a) hasil belajar, (b) rencana belajar, (c) data hasil observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran.
Validasi Data
Validasi data ini akan menggunakan model validitas hasil, validitas proses, validitas domokratis, validitas katalistik, validitas dialog. Untuk data – data yang berupa angka ( nilai ) yang akan divalidasi adalah instrumennya ( soalnya ).
Analisis Data
Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti menggunakan teknik analisis kualitatif. Sedangkan analisis data ini menggunakan model analisis Triangulasi data.
Indikator Kinerja
Secara individual siswa dinyatakan tuntas belajar jika telah memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan KKM mata pelajaran matematika kelas I semester 1 tahun pelajaran 2018/2019 SD Negeri 2 Krandeganh ∠65. Sedangkan keberhasilan secara klasikal apabila hasil belajar siswa secara keseluruhan mendapat rata-rata ∠65.
Prosedur Tindakan
Pada penelitian ini peneliti menggunakan rancangan penelitian atau desain penelitian siklus yaitu yang dirancang oleh Kemmis dan Mc Taggart dalam Kasbolah (2001: 63) dengan spiral refleksi diri yang dimulai dengan rencana, tindakan, pengamatan, refleksi. Empat langkah utama yang saling berkaitan itu dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas sering disebut dengan istilah satu siklus.
HASIL PENELITIAN PEMBAHASAN
Kondisi Awal
Dari 29 peserta didik, terdapat 15 siswa atau 48% siswa yang berhasil tuntas belajar, yaitu memperoleh nilai sama atau di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yakni 65. Sebagian besar siswa memperoleh nilai di bawah KKM.
No | Nama Siswa | Study Awal (Nilai) | Ket |
1 | Zalika Afarin Azzura | 70 | T |
2 | Ahmad Mukhibun | 50 | B |
3 | Alifa Khamidatul K. | 70 | T |
4 | Alifah | 70 | T |
5 | Amna Sabilatunnajah | 90 | T |
6 | Anisatul Khoeriyah | 30 | B |
7 | Anugrah Wildan P. | 80 | T |
8 | Ayesha Khayla Batrisiya | 60 | T |
9 | Bagas Setiawan | 70 | T |
10 | Chaisar Nauval Alfaiq J. | 60 | T |
11 | Dendi Setyawan | 40 | T |
12 | Fahri Raditya Yazid | 60 | T |
13 | Fasha Agus Ramadani | 30 | B |
14 | Fatah Akmalunnafis | 80 | T |
15 | Fathu Mirza Ammar N | 60 | T |
16 | Fitrotul Azqiya | 70 | T |
17 | Khumayroh | 40 | B |
18 | Liyana Putri Zahira | 50 | B |
19 | Maulidya Febrianti | 50 | T |
20 | Moch Rijal Miftahul A. | 40 | B |
21 | Muhammad Latif | 70 | T |
22 | Nadia Hafsyah R. | 70 | T |
23 | Rafa Maula Abdillah | 50 | B |
24 | Renny Nur’ani | 70 | T |
25 | Syafiansyah | 50 | T |
26 | Via Nurul Fadhila | 70 | T |
27 | Yazid Sidiq T. Waspodo | 60 | T |
28 | Zalfa Hidayaturrohmah | 50 | B |
29 | Zarinah Dwi Setiani | 60 | T |
Jumlah | 1720 | ||
Rata-rata | 59,3 |
Tabel 2 : Hasil Studi Awal
SIKLUS I
Pada tahap pelaksanaan tindakan, data yang diperoleh berupa perbandingan nilai tes formatif pembelajaran.
No | Nama Siswa | Study Awal (Nilai) | Siklus I | |||
Nilai | MK | BMK | Ket | |||
1 | Zalika Afarin Azzura | 70 | 70 | – | V | T |
2 | Ahmad Mukhibun | 50 | 60 | V | B | |
3 | Alifa Khamidatul K. | 70 | 80 | V | T | |
4 | Alifah | 70 | 80 | V | T | |
5 | Amna Sabilatunnajah | 90 | 90 | – | V | T |
6 | Anisatul Khoeriyah | 30 | 50 | V | B | |
7 | Anugrah Wildan P. | 80 | 90 | V | T | |
8 | Ayesha K. Batrisiya | 60 | 70 | V | T | |
9 | Bagas Setiawan | 70 | 70 | – | V | T |
10 | Chaisar Nauval A. J. | 60 | 70 | V | T | |
11 | Dendi Setyawan | 40 | 50 | V | T | |
12 | Fahri Raditya Yazid | 60 | 70 | V | T | |
13 | Fasha Agus R. | 30 | 50 | V | B | |
14 | Fatah Akmalunnafis | 80 | 90 | V | T | |
15 | Fathu Mirza Amar N. | 60 | 70 | V | T | |
16 | Fitrotul Azqiya | 70 | 70 | – | V | T |
17 | Khumayroh | 40 | 60 | V | B | |
18 | Liyana Putri Zahira | 50 | 60 | V | B | |
19 | Maulidya Febrianti | 50 | 70 | V | T | |
20 | Moch Rijal M. Akmal | 40 | 50 | V | B | |
21 | Muhammad Latif | 70 | 80 | V | T | |
22 | Nadia Hafsyah R. | 70 | 80 | V | T | |
23 | Rafa Maula Abdillah | 50 | 60 | V | B | |
24 | Renny Nur’ani | 70 | 70 | – | V | T |
25 | Syafiansyah | 50 | 70 | V | T | |
26 | Via Nurul Fadhila | 70 | 80 | V | T | |
27 | Yazid Sidiq Tri W. | 60 | 70 | V | T | |
28 | Zalfa Hidayaturrohmah | 50 | 60 | V | B | |
29 | Zarinah Dwi Setiani | 60 | 70 | V | T | |
Jumlah | 1720 | 2010 | 24 | 5 | ||
Rata-rata | 59,3 | 69,3 |
Tabel 4.1 Perbandingan Nilai Tes Pembelajaran Matematika Konsep Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan kondisi awal dengan siklus I
Dari tabel di atas dapat diterangkan sebagai berikut :
- Pada studi awal nilai rata-rata kelas 59,3 setelah dilakukan perbaikan mengalami perubahan menjadi 69,3. Rata-rata kelas naik 10
- Ada 24 siswa yang mengalami kenaikan nilai prestasi (82%)
- Jumlah siswa yang telah mencapai tingkat ketuntasan belajar 20 (68%)
Pada tahap pengamatan, diperoleh data bahwa sebagaian siswa sudah menjawab dengan benar pertanyaan lisan yang penulis sampaikan. Untuk tes formatif, dari 29 siswa, 20 atau 68% siswa telah memperoleh hasil test dengan baik ( paling rendah 50 ).
No | Pembelajaran | Siswa yang menunjukan aktifitas belajar | Persentase |
1 | Studi Awal | 15 | 48 % |
2 | Siklus I | 21 | 72 % |
Table 1.2 Rekapitulasi Aktifitas Siswa dalam Mengikuti Pembelajaran pada Siklus I
Dari tabel di atas diperoleh keterangan sebagai berikut:
- Pada studi awal, siswa yang menunjukan aktifitas belajar sebanyak 15 siswa atau 48 %.
- Pada siklus I, siswa yang menunjukan aktifitas belajar sebanyak 21 siswa atau 72 %.
- Dari studi awal ke siklus I, aktifitas belajar siswa naik 24%.
SIKLUS II
Pada tahap pelaksanaan tindakan, data yang diperoleh berupa perbandingan nilai test formatif pembelajaran.
No | Nama Siswa | Study Awal (Nilai) | Siklus I | Siklus II | |||
Nilai | MK | BMK | ket | ||||
1 | Zalika Afarin Azzura | 70 | 70 | 80 | V | – | T |
2 | Ahmad Mukhibun | 50 | 60 | 70 | V | – | T |
3 | Alifa Khamidatul K. | 70 | 80 | 80 | – | V | T |
4 | Alifah | 70 | 80 | 90 | V | – | T |
5 | Amna Sabilatunnajah | 90 | 90 | 100 | V | – | T |
6 | Anisatul Khoeriyah | 30 | 50 | 60 | V | – | B |
7 | Anugrah Wildan P. | 80 | 90 | 90 | – | V | T |
8 | Ayesha K. Batrisiya | 60 | 70 | 80 | V | – | T |
9 | Bagas Setiawan | 70 | 70 | 80 | V | – | T |
10 | Chaisar Nauval A. J. | 60 | 70 | 80 | V | – | T |
11 | Dendi Setyawan | 40 | 50 | 60 | V | – | B |
12 | Fahri Raditya Yazid | 60 | 70 | 80 | V | – | T |
13 | Fasha Agus Ramadani | 30 | 50 | 60 | V | – | T |
14 | Fatah Akmalunnafis | 80 | 90 | 100 | V | – | T |
15 | Fathu Mirza Ammar N | 60 | 70 | 80 | V | – | T |
16 | Fitrotul Azqiya | 70 | 70 | 80 | V | – | T |
17 | Khumayroh | 40 | 60 | 70 | V | – | T |
18 | Liyana Putri Zahira | 50 | 60 | 70 | V | – | T |
19 | Maulidya Febrianti | 50 | 70 | 80 | V | – | T |
20 | Moch Rijal M. Akmal | 40 | 50 | 70 | V | – | T |
21 | Muhammad Latif | 70 | 80 | 90 | V | – | T |
22 | Nadia Hafsyah R. | 70 | 80 | 80 | – | V | T |
23 | Rafa Maula Abdillah | 50 | 60 | 70 | V | – | T |
24 | Renny Nur’ani | 70 | 70 | 80 | V | – | T |
25 | Syafiansyah | 50 | 70 | 80 | V | – | T |
26 | Via Nurul Fadhila | 70 | 80 | 90 | V | – | T |
27 | Yazid Sidiq T. W. | 60 | 70 | 70 | – | V | T |
28 | Zalfa Hidayaturrohmah | 50 | 60 | 70 | V | – | T |
29 | Zarinah Dwi Setiani | 60 | 70 | 80 | V | – | T |
Jumlah | 1720 | 2010 | 2270 | 25 | 4 | ||
Rata-rata | 59,3 | 69,3 | 78,2 |
Tabel 4.3 Perbandingan nilai Tes pembelajaran Matematika Konsep Penjumlahan dan Pengurangan bilangan kondisi awal, Siklus I dan Siklus II
Dari tabel di atas dapat diterangkan sebagai berikut:
- Pada siklus I nilai rata- rata kelas 69,3, setelah dilakukan perbaikan dengan mengakomodasikan kelemahan pada siklus I, nilai rata- rata kelas pada siklus II mengalami perubahan menjadi 78,2. Rata- rata kelas naik 8,9 dari siklus I atau 17,9 dari studi awal.
- Ada 25 siswa yang mengalami kenaikan nilai prestasi (86%).
- Jumlah siswa yang telah mencapai tingkat ketuntasan belajar 26 (89%).
Data hasil pengamatan
Hasil pengamatan pada siklus II ini dilakukan oleh teman sejawat terhadap kegiatan guru maupun siswa selama proses pembelajaran dengan berpedoman pada lembar observasi yang telah dipersiapkan. Setelah pelajaran selesai,peneliti dan teman sejawat melakukan diskusi tentang pembelajaran yang telah dilakukan untuk dijadikan bahan refleksi.
No | Pembelajaran | Siswa yang menunjukan aktifitas belajar | Persentase |
1 | Studi Awal | 15 | 48 |
2 | Siklus I | 21 | 72 |
3 | Siklus II | 26 | 90 |
Tabel 4.4 Rekapitulasi Aktifitas Siswa dalam Mengikuti Pembelajaran pada Siklus II
Dari tabel di atas dapat diperoleh keterangan sebagai berikut:
- Pada siklus I, siswa yang menunjukan aktifitas belajar sebanyak 21 siswa atau 72%.
- Pada siklus II, siswa yang menunjukan aktifitas belajar sebanyak 26 siswa atau 90%.
- Dari siklus I ke siklus II, aktifitas belajar siswa naik 20%.
Dari data yang sudah di paparkan diatas, berikut ini rekap peningkatan hasil belajar siswa dan aktivitas siswa setelah dilakukan penelitian tindakan kelas.
Hasil Belajar Siswa
Setelah dilakukan analisis terhadap data di atas, diketahui tingkat pemahaman siswa terhadap konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan setelah dilakukan intervensi dengan penggunaan media sedotan dalam pembelajaran menunjukan kenaikan angka pemahaman dan ketuntasan belajar yang sangat signifikan.
No | Pembelajaran | Hasil Belajar Siswa | ||||
Nilai Rata- rata Kelas | Tuntas | Persentase | Belum | Persentase | ||
1 | Studi Awal | 59,3 | 12 | 41 | 17 | 58 |
2 | Siklus I | 69,3 | 20 | 69 | 9 | 31 |
3 | Siklus II | 78,2 | 26 | 89 | 3 | 10 |
Tabel 4.5 Rekapitulasi Ketuntasan Belajar siswa pada Setiap Siklus
Kegiatan Perbaikan Pembelajaran.
Dari tabel 4.5 tersebut diperoleh keterangan sebagai berikut:
- Pada siklus I, angka ketuntasan siswa naik 20% (bertambah 6 siswa dari studi awal).
- Pada siklus II, angka ketuntasan siswa naik 20 (bertambah 6 siswa dari siklus I.
- Pada siklus I, nilai rata- rata kelas mengalami kenaikan sebesar 10%.
- Pada siklus II, nilai rata- rata kelas mengalami kenaikan sebesar 8,9 dar siklus I (atau bertambah 18,9 dari studi awal).
Untuk lebih jelasnya peningkatan ketuntasan belajar siswa dan nilai rata- rata kelas dapat dilihat pada gambar digram batang dan grafik berikut ini:
Aktifitas Belajar
Dari hasil analisis, peningkatan aktifitas belajar siswa pada setiap siklus kegiatan pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut:
No | Kegiatan Pembelajaran | Siswa Menunjukan Aktifitas | Persentase |
1 | Studi Awal | 15 | 48 |
2 | Siklus I | 21 | 72 |
3 | Siklus II | 26 | 90 |
Tabel 4.6 Rekapitulasi Peningkatan Aktifitas Belajar Siswa
untuk Setiap Siklus Kegiatan Perbaikan Pembelajaran
Dari tabel 4.6 di atas dapat diperoleh keterangan sebagai berikut:
- Pada studi awal, siswa yang menunjukan aktifitas belajar 15 siswa atau 48%
- Pada siklus I, siswa yang menunjukan aktifitas belajar 21 siswa atau 72%
- Pada siklus II, siswa yang menunjukan aktifitas belajar 26 siswa atau 90%
- Pada studi awal ke siklus I, aktifitas belajar siswa naik 24%
- Pada siklus I ke siklus II, aktifitas belajar siswa naik 18%
Dari hasil refleksi tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa tindakan perbaikan yang dilakukan telah berhasil. Meski masih ada hal- hal yang harus diperbaiki. Berarti upaya perbaikan pembelajaran berakhir di siklus kedua.
Kesimpulan Dan Saran
Kesimpulan
- Pembelajaran matematika dengan menggunakan alat peraga sedotan berlangsung 2 siklus dan telah berhasil mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran matematika dari 29 peserta didik untuk mencapai KKM minimal memperoleh nilai 65 sebanyak 3 anak atau 10%, itupun karena memiliki kelainan karena intelegensinya rendah. Sedangkan siswa yang tuntas sebanyak 26 anak atau tingkat ketuntasan mencapai 90%. Berdasarkan perolehan nilai rata-rata kelas pada siklus ke dua mendapatkan hasil yang sangat memuaskan yakni mencapai 78 dari persyaratan keberhasilan rata-rata kelas minimal mencapai 65.
- Penggunaan alat peraga sedotan dalam pembelajaran matematika tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan dengan memperhatikan karakteristik, keunggulan dan kelemahan serta kondisi guru dan peserta didik sangat efektif karena dapat melibatkan keaktifan peserta didik secara optimal.
- Penggunaan alat peraga sedotan dalam pembelajaran matematika tentang tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan baik aktivitas, interaksi, dan respon positif peserta didik dalam pembelajaran meningkat, sehingga hasil belajar peserta didik meningkat.
Saran
- Materi pembelajaran matematika tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan hendaknya disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak serta disesuaikan dengan kondisi lingkungan yang ada relevansinya dengan tingkatan kematangan berpikir peserta didik.
- Pelaksanaan pembelajaran akan berhasil jika guru mampu memilih dan menerapkan alat peraga yang tepat sesuai dengan materi yang diajarkan, oleh karena itu pembelajaran matematika tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan dapat berhasil jika terjadi hubungan interaktif antara guru dan siswa.
- Guru sebelum melaksanakan pembelajaran hendaknya merencanakan pelaksanaan pembelajaran sesuai materi pembelajaran dengan mempertimbangkan penggunaan model pembelajaran dan alat peraga atau media pembelajaran yang relevan.
Daftar Pustaka
Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.
Asep Jihad dan Abdul Haris. 2008. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo.
Beni Ahmad Saebani.2008. Metode Penelitian. Bandung: Pustaka Setia
Imam Gunawan, 2013. Metode Penelitian Kualitatif – Teori dan Praktek. Jakarta : Bumi Aksara.
Kasihani Kasbolah. 2001. Penelitian Tindakan Kelas. Malang: Universitas Negeri Malang.
Karso, dkk. 2006. Pendidikan Matematika I . Jakarta : Universitas Terbuka.
Kusnandar,2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Lexi J. Moleong, 1995. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Mulyono Abdurrahman. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Hera Lestari Mikarsa, Agus Taufik, Puji Lestari Prianto . 2009. Pendidikan Anak Di SD. Jakarta : Universitas Terbuka.
Nasution, Noehi, dkk. 2006 . Pendidikan IPA Di SD. Jakarta : Universitas Terbuka.
Paul Suparno. 2008. Action Research. Riset Tindakan Untuk Pendidik.
Jakarta: Grasindo
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1990. Kamus
Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Udin S.Winata Saputra, Rustana Ardiwinata. 1998. Perencanaan Pengajaran. Jakarta : Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Islam dan Universitas Terbuka.
Wina Sanjaya, 2009. Penelitian Tindakan kelas. Jakarta : Kencana
http://theorymethod.blogspot.co.id/2015/12/jenis-dan-sumber-data.htm
(“https://dedinoviyanto.wordpress.com/my-papers/tentang-pendidikan/teori-belajar-robert-m-gagne/”
BIODATA PENULIS
Nama : Ma’rifatun, S.Pd.SD.
NIP : 19741114 200801 2 010
Unit Kerja : SD Negeri 2 Krandegan